Karena Diikat Dengan Nama Allah, Hubungan Suami Istri Harus Saling Memuliakan

Prof Kamaruddin Amin. Foto BRNews/Bimas Islam
Relasi suami dan istri seharusnya saling memuliakan dan menghormati satu sama lain. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Kamaruddin Amin  dalam Kajian Kitab Shahih Bukhari, Ahad malam (16/1/2022).

“Kalau kita melihat contoh masyarakat di Arab Saudi cara menghormati istrinya dengan melarangnya bekerja. Istrinya dijadikan ratu di dalam rumah, segala kebutuhannya dipenuhi, dan istrinya bahagia dengan cara itu,” kata Kamaruddin.

Sementara di Indonesia ada yang seperti di Arab Saudi, ada juga yang tidak. Ia menyebut, sebagian suami di Indonesia menghormati istrinya dengan membiarkannya bekerja atau berkarir. Sepanjang suami istri bahagia dengan cara-cara seperti itu maka tidak ada masalah.

“Jadi kita tidak boleh menilai atau membandingkan orang Saudi dengan tradisi dan budaya kita. Intinya kita harus saling menghormati dan memuliakan pasangan kita, itulah relasi yang diajarkan dalam Islam,” katanya dilansir Humas Bimas Islam.

Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu menyebut bahwa wanita dalam Islam sangat dihormati. Sebagaimana laki-laki, hak-hak wanita juga terjamin dalam Islam. 

Pada dasarnya, tambahnya, segala yang menjadi hak laki-laki, ia pun menjadi hak wanita. Agamanya, hartanya, kehormatannya, akalnya, dan jiwanya terjamin dan dilindungi oleh syariat Islam sebagaimana kaum laki-laki.

Relasi suami istri adalah hubungan yang di dalamnya melibatkan Allah SWT. Karena hubungan atas nama Allah, maka di dalam Islam disebut sebuah perjanjian agung karena Allah terlibat.

“Coba kita bayangkan sebelum terjadinya pernikahan, jangankan berhubungan badan, mendekati atau melihat saja tidak boleh. Lantas ketika sudah sah menjadi suami istri semuanya menjadi ibadah, kenapa bisa seperti itu? Karena dalam hubungan itu terlibat atas nama Allah SWT,” jelas mantan Dirjen Pendis itu.

Sehingga, lanjutnya, hubungan suami istri adalah hubungan yang sangat suci, hubungan yang sangat kokoh. Dirjen menjelaskan, perjanjian itu harus dijaga, dihormati, dan dimuliakan.

“Bahkan dalam Al-Quran pernikahan disebut sebagai mitsaqan ghalidha atau perjanjian agung (lihat dalam QS. An-Nisa: 21). Itu sebabnya perceraian dalam Islam sangat dibenci oleh Allah meskipun itu boleh. Dalam riwayat lain mengatakan, perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian,” pungkasnya. (hms|alfa).

Post a Comment for "Karena Diikat Dengan Nama Allah, Hubungan Suami Istri Harus Saling Memuliakan"