Dewi Motik Antusias Beli Produk Narapidana di Pameran HANI
foto ist |
Acara ini diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang diikuti oleh beberapa kementerian dan BNN Provinsi seluruh Indonesia serta dibuka langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.
Produk
kreatif seperti batik, tas, mukena hingga kaligrafi menjadi incaran
para pengunjung karena harganya yang terjangkau dengan kualitas tinggi.
Para pengunjunga juga berkesempatan untuk mencicipi roti dan kue buatan
narapidana Lapas Kelas III Bekasi (Lapas Cikarang) secara gratis.
Keikutsertaan Ditjen PAS merupakan perwakilan dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Dewi
Motik, salah satu pengusaha terkemuka dan mantan model ternama
Indonesia, mengungkapkan bahwa ia sering membeli produk buatan
narapidana.
“Saya
berusaha langsung beli karena saya tahu uang tersebut akan dikembalikan
kepada orang yang membuat dan dia akan menikmati hasilnya. Sehingga
nanti kalau dia keluar dari penjara, dia bisa melakukan sesuatu untuk
kehidupan masa depannya. Saya beli sesuatu betul-betul bukan karena
kasihan, tapi karena saya betul-betul menghargai produk mereka,” ujar
Dewi usai berbelanja.
Tak
hanya itu, Henry Yosodiningrat, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika
(Granat) juga mengunjungi stan Kemenkumham dan berbelanja produk buatan
narapidana
“Kalau dari
karya sudah bagus. Yang penting nanti bagaimana setelah narapidana itu
keluar, mereka merasakan manfaat ketika dilakukan pembinaan kerja
terhadap mereka. Karena jangan mereka hanya mengisi waktu, tapi
betul-betul sebuah keterampilan yang setelah mereka keluar bermanfaat
apakah menjadi sebuah usaha,” ujar Henry.
Sementara
itu, selain berbelanja pengunjung stan Kemenkumham juga dapat
menyaksikan tayangan berupa testimoni narapidana yang telah mengikuti
program rehabilitasi, profil lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus
narkotika dan info grafis mengenai narapidana dan program rehabilitasi
terkini.
Produk Unggulan
Narapidana yang dihasilkan merupakan wujud hasil pembinaan narapidana di
dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Narapidana yang memenuhi
persyaratan mengikuti berbagai pelatihan salah satunya adalah
kewirausahaan. Hal ini sebagai bagain dalam tahapan rehabilitasi
after-care.
Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, dalam kesempatan tersebut
mengungkapkan bahwa Ditjen PAS sungguh-sungguh dalam memberikan
pembinaan kepada narapidana. Terbukti, hasil karya narapidana sangat
beragam dan diminati masyarakat. Bahkan banyak lapas yang produknya
masuk ke pasar internasional dan menjadi eksportir berkelanjutan.
“Selain
dilakukan rehabilitasi medis dan sosial, Narapidana kasus narkotika
juga diberi bekal keterampilan di berbagai bidang. Terlabih, sebagian
besar dari mereka memiliki kreatiftas dan jiwa seni yang tinggi. Mereka
telah berhasil menghasilkan karya-karya indah yang berkualitas dan
bernilai jual. Diharapkan setelah mereka bebas nanti, mereka akan
mandiri dan tidak mengulangi perbuatannya lagi,” ujar Utami.
Meskipun pameran hanya diselenggarakan selama satu hari, Produk Unggulan Narapidana berhasil meraup omzet hingga jutaan rupiah. (ulul).