Dibuka Dirjen PHU, 100 Peserta ikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

BRNews.id - Sebanyak 100 peserta Ikuti Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2018 yang pesertanya berasal dari unsur Kemenag dan UIN, IAIN, STAIN dari 8 Propinsi Se-Embarkasi Makassar plus 2 (dua) Propinsi lain yakni Bangka belitung dan Kalimantan timur.


Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 23 Oktober sampai dengan 1 Oktober 2018 di Asrama Haji Sudiang Makassar  dengan tujuan untuk mewujudkan Pembimbing Manasik Haji yang profesional, integrasi dan amanah.


Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Anwar Abubakar dalam sambutannya menyatakan bahwa salah satu penyebab utama panjangnya waiting list di masyarakat Sulsel dikarenakan sebuah pemahaman yang menganggap bahwa Ibadah Haji itu adalah Tujuan Hidup, sehingga ghirah (semangat) hidup mereka untuk berusaha keras dalam mencari nafkah demi berangkat melaksanakan ibadah haji.

Karenanya antusiasme umat untuk melaksanakan ibadah haji harus direspon oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama utamanya dalam melakukan pembimbingan Manasik haji baik pra sampai jelang keberangkatan ke tanah  agar jemaah kita jauh jauh hari sebelum keberangkatan mereka ke tanah suci minimal sudah memahami rukun dan wajib haji, termasuk pemahaman terhadap hal hal tekhnis yang menunjang pelaksanaan ibadah haji.

Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. DR. H. Musafir Pababari, M.Si. mengharapkan kegiatan ini bisa menelorkan petugas pembimbing haji yang mampu menitikberatkan kemabruran haji itu bukan saja pada saat pelaksanaan haji tapi yang terpenting pada sikap sepulang dari tanah suci di tengah masyarakat.

Dirjen PHU Prof. DR. H. Nizar, M.Ag menegaskan bahwa salah satu kontributor utama dalam kesuksesan dan keberhasilan pelaksanaan ibadah haji adalah pembimbing ibadah (Manasik Haji) olehnya itu peningkatan kuantitas dan kualitas pembimbing ibadah haji harus dipacu demi memenuhi tujuan pelaksanaan ibadah haji, tentunya dengan menggandeng UIN Alauddin Makassar yang memiliki perangkat keilmuan dalam menyusun kurikulum sertifikasi.


Besarnya minat peserta untuk mengikuti Sertifikasi pembimbing manasik haji secara otomatis juga mendiversifikasi pengetahuan dan pemahaman serta ajaran haji bisa meluas diberbagai kalangan dan di tengah masyarakat, ujarnya.

Dirjen PHU juga membeberkan bahwa tahun ini, fasilitas haji reguler saat ini sudah "rasa Haji Khusus", karena adanya sejumlah peningkatan-peningkatan fasilitas yang disematkan ke jemaah haji reguler oleh pemerintah sudah sama dengan haji Khusus, karena Peningkatan ini harus dibarengi oleh peningkatan kualitas petugas haji, disinilah pentingnya sertifikasi.

Disebutkan, salah satu Inovasi yang sedang dikaji saat ini sebagaimana disampaikan oleh Dirjen PHU yang akan diterapkan di musim haji tahun 2019 nanti adalah sistem Qur'ah pemondokan menggunakan sistem zonasi berdasarkan kedaerahan (misalnya jemaah haji embarkasi Makassar dikumpul di satu zona baik mekkah maupun madinah) yang nantinya akan mempengaruhi hal hal lain seperti Catering (rasa kedaerahan), pendampingan petugas haji (rasa kedaerahan) juga bisa diwujudkan, mohon didoakan semoga inovasi inovasi pelaksanaan haji di tahun depan sudah bisa diterapkan.
Fast track (pemeriksaan biometrik) sudah akan dilaksanakan di seluruh embarkasi haji tahun depan.
Sistem pelaporan petugas bukan lagi manual tapi sudah berbasis IT yakni menggunakan sistem elektronik online dalam bentuk aplikasi. (kemenag sulsel).

Subscribe to receive free email updates: