Makam di Tanah Suci, Antara Ma'la Makkah dan Baqi di Madinah

Sekitar 40 tahun yang lalu, tepatnya 16 Zulhijjah 1392 H atau 20 Januari 1973, bangsa Indonesia dikagetkan sebuah berita besar tentang kecelakaan yang menimpa tokoh nasional HM Subchan ZE di Tanah Suci. Waktu itu almarhum tengah menunaikan ibadah haji dan tengah dalam perjalanan dari Mekah menuju Madinah. Mobil Marcedez Benz baru yang terkenal anti selip itu mengalami pecah ban. Tak beberapa lama Subchan wafat.

makam ma'la makkah
Mantan Wakil Ketua MPRS itu mendapat penghormatan besar di Arab Saudi. Jemaah haji Indonesia yang semuanya masih di Mekah ikut kaget dan mensalatkan Subchan ZE, tokoh NU legendaris itu. Subchan ZE dimakamkan di Ma'la. Di makam itu, ternyata juga ada tokoh ulama asal Indonesia Syaikh Nawawi Al-Banteni dan sejumlah ulama asal Indonesia lainnya.

Tahun 1981, tokoh nasional yang lain Bung Tomo alias Haji Soetomo juga wafat di Mekah setelah menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan Subchan yang telah merampungkan hajinya, Bung Tomo –penggerak semangat pahlawan di Surabaya tahun 1945 itu--  wafat saat wukuf di Arafah. Bung Tomo yang menunaikan haji dengan istrinya itu langsung dimakamkan di Ma'la.

Namun, sejumlah masyarakat Indonesia, terutama pemerintah dan kalangan veteran RI, menghendaki Bung Tomo dimakamkan di tanah air. Artinya, jenazah Bung Tomo harus digali lagi di Mekah dan dikirim ke Indonesia. Maka terjadilah diplomasi kuburan. Pemerintah Arab Saudi menganggap tak lazim pemindahan kuburan. Bahkan MUI juga menyarankan agar tetap dimakamkan di Mekah karena keutamaan Mekah bagi mereka yang meninggal di sana.

Namun, karena desakan terus menerus terutama dari kalangan Veteran RI dan keluarga, pemerintah Arab Saudi mengabulkan pemindahan itu. Karena antara wafat Bung Tomo dengan proses pemindahan sudah cukup lama, maka disarankan membawa kelengkapan bukti, antara lain dokter gigi yang memiliki foto gigi Bung Tomo. Setelah semua jelas maka jasad Bung Tomo dikirim ke Indonesia dan dimakamkan di Surabaya.

Makam Ma'la dalam sejarah termasuk makam tua yang sudah dipergunakan sejak zaman Jahiliyah. Ma'la yang letaknya berhadapan dengan Jabal Assayyidah (Bukit Siti Khadijah) di daerah al-Hujun itu telah berusia sekitar 1.700 tahun. Orang pertama yang dikubur di Ma'la adalah Qushay bin Kilab (kakek bangsa Quraish). Kemudian kakek-kakek Rasulullah, diantaranya; Abdu Manaf bin Qushay, Hasyim bin Abdu Manaf, Abdul Muthalib bin Hasyim. Di sini juga ada makam Khadijah (istri Rasulullah), Abu Thalib paman Nabi saw, Al-Walid ibnu Al-Mughirah, Al-Qasim dan At-Thayib (dua putera Nabi Muhammad),  Asma binti Abubakkar Siddiq,  Abdurahman bin Abubakar Siddiq, Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin Zubair, dan lain sebagainya.

Ma'la semula hanyalah makam keluarga Bani Hasyim yang kemudian dijadikan pemakaman umum, terletak sekitar 1 km utara masjidil Haram.  Pemakaman ini dikenal juga dengan nama Jannatul Ma'la yang artinya surga al-Ma'lah. Ma'la sendiri bermakna tempat yang tinggi atau yang luhur. Siapa gerangan yang tidak tergiur utuk dimakamkan di pemakaman ini?

Dulu makam Sayyidatina Khadijah ditandai dengan kubah besar sehingga nampak jelas bagi yang ingin berziarah. Tapi, sejak menguatnya pemerintahan Raja Abdul Aziz dengan didukung kalangan  penganut faham Wahabi, kubah itu dirobohkan pada hari Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925. Hingga kini tak ada tanda sedikit pun yang bisa menunjukkan di mana makam itu. Khadijah binti khuwailid RA merupakan wanita pertama yang menyambut seruan iman tanpa membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur, dan membela Rasulallah saw di saat semua orang mendustakan, menghina dan melecehkannya. Ia telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwanya, dan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Melalui salam khusus Jibril, Allah menyediakan rumah di surga bagi Khadijah.

Keistimewaan Ma'la dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Mas'ud. Rasulallah SAW bersabda: “Allah membangkitkan dari tempat ini (pemakaman Mafla) dan dari seluruh tanah Haram 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab. Setiap orang dari mereka dapat membawa 70.000 orang. Wajah mereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama.”

Hanya, sekarang tak mungkin lagi jemaah haji dimakamkan di Ma'la karena dianggap sudah sangat padat. Jemaah haji atau umrah –atau warga Mekah sendiri-- tak kagi bisa dimakamkan di Ma'la. Beberapa tempat pemakaman baru dibangun pemerintah Arab Saudi di luar kota suci Mekah. Siapa pun yang meninggal di Mekah dan dimakam di kota itu (tak hanya Ma'la) maka akan mendapat ampunan dan bebas dari pertanyaan Munkar dan Nakir.

Makam Baqi' Madinah

Bagi jemaah haji atau umrah yang wafat di Madinah, dahulu masih bisa dimakamkan di pemakaman Baqi'. Bahkan, pernah dilaporkan banyak warga luar Madinah yang ingin dimakamkan di Madinah. Tapi, kini, tak mungkin lagi karena sangat padatnya Baqi'. Hingga Mufti Arab Saudi sendiri mengeluarkan fatwa larangan memakamkan jenazah di Madinah bagi warga luar Madinah. Kenapa? Karena kota suci Madinah adalah kota yang menjamin tak ada siksa kubur di sini.

Sahabat Rasulullah pertama yang dimakamkan di Baqi' adalah Usman bin Madh'un yang wafat 3 Syakban tahun 3 Hijiriah. Rasulullah kemudian memerintahkan menanam pepohonan di sekitar pusaranya. Rasul juga meletakkan dua buah batu di antara makam sahabatnya itu.

Tahun berikutnya, putra Rasulullah Ibrahim wafat saat masih bayi. Dengan derai air mata Rasulullah memakamkan putranya tercinta itu di Baqi'. Sejak itulah penduduk Madina ikut juga memakamkan sanak saudaranya di Baqi'. Apalagi setelah mendengar sabda Rasulullah, “Salam sejahtera untukmu wahai orang yang beriman, Jika Allah berkenan, kami akan menyusulmu. Ya Allah, ampunilah ahli Baqi’.” Di sini, tak kurang dari 7.000 sahabat Rasulullah (sebagian mkenyebut sampai 19.000 sahabat). dikuburkan di sini. Termasuk juga ahlul baytnya, antara lain Sayyidatina Fathimah Azzahra, Sayyidina Hasan bin Ali, Sayyidina Imam Ja’far al-Sadiq. Khalifah Usman semula dimakamkan di luar Baqi' namun belakangan karena perluasan makam maka ia termasuk di Baqi.

Richard Burton, yang berkunjung ke makam Rasulullah tahun 1853 dengan menyamar sebagai muslim asal Afghanistan dengan nama Abdullah mengatakan, Madinah dipenuhi 55 mesjid dan kuburan suci. Orang Inggris lain yang datang ke Madinah tahun 1877-1878 melukiskan keindahan Madinah yang setara dengan Istambul. Ia menulis tentang dinding putih, menara berhias emas dan rumput yang hijau.

Baqi’ adalah pemakaman kuno yang sudah ada pada zaman sebelum Rasulullah. Rasulullah SAW. Tercatat sering menziarahi kuburan Baqi` Al Gharqad pada malam hari dan berdoa untuk penghuninya.

Disebutkan dalam hadis bahwa Rasulullah bersabda: “Aku adalah orang pertama yang akan dikeluarkan dari bumi pada hari kiamat, dan aku adalah orang pertama yang akan dibangkitkan. Aku, Abu Bakar ra. dan Umar ra. keluar menuju pemakaman Baqi`, kemudian mereka semua dibangkitkan, lalu penduduk Mekah. Kemudian semuanya berkumpul memenuhi antara Dua Tanah Haram (Madinah dan Mekah).” (tabloidlabbaik|mh)

Post a Comment for "Makam di Tanah Suci, Antara Ma'la Makkah dan Baqi di Madinah"