Ceramah DR. KHR Syarif Rahmat RA Di Pondok Riungan Dzikir Al Hakim

Baiturahman News - Tausiyah/Ceramah DR. KHR Syarif Rahmat RA, SQ, MA, Malam Jum’at 15 September 2016 di Pondok Riungan Dzikir Al Hakim Pimpinan Ustadz Lukman HAR. Dalam ceramahnya Syarif Rahmat menyampaikan tentang penciptaan alam semesta dan syukur atas berbagai karunia yang telah diberikan kepada hamba-Nya.

1. Allah SWT menciptakan alam semesta sebelum Dia menciptakan manusia sebagai fasilitas untuk kebutuhan hidup manusia.

هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ...

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu ...”. (Al Baqarah:29).

2.  Kewajiban manusia dalam menyikapi karunia Allah tersebut adalah bersyukur.

كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُ ...

“...Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya”. (Saba:15).

3. Sebelum Allah perintahkan bersyukur Dia telah lebih dulu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya.  Bersyukur itu bukan untuk menghibur Tuhan, akan tetapi (لِاَجْلِ الزِّيَادَةِ الَّتِيْ هِيَ مِنْ حَوَائِجِ الْمَخْلُوْقَاتِ) “Agar bertambah karunia yg merupakan kebutuhan seluruh makhuk”. Allah berfirman :

... لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ

“...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim:7).

4. Jika mengkufuri ni’mat, maka ada 2 kemungkinan

> Hilangnya karunia Allah.

> Ni’matnya tetap ada akan tetapi tidak membawa manfaat.

5. Ada 2 cara bersyukur, yaitu :

 Menumbuhkan rasa gembira dengan anugerah dan rahmat Allah.

قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’. (Yunus:58).

 Menggunakan karunia Allah untuk sesuatu yang sudah ditetapkan Allah dan sesuai dengan aturan Allah.
  
6. Bersyukur adalah beribadah, dan ibadah yang paling inti adalah berdo’a.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Ghafir:60)

Dalam Hadis disebutkan:

اَلدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ
“Berdo’a adalah intinya ibadah”. (HR. At Tirmidzi dari Anas bin Malik)

Sebagai bentuk sykukur, maka dalam berdo’a hendaknya Ittiba (mengikuti aturan Allah dan Rasul-Nya). Utamakan do’a yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis.

7. Hamba Allah akan selalu melihat kepada ketentuan Al Qur’an dan Hadis, bukan berdasarkan hawa nafsu. Segala bentuk ibadah, termasuk berdo’a, ia akan mengikuti aturan Allah, membaca do’a yang tertulis dalam Al Qur’an, ditambah dengan do’a yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam Hadis. Tidak membuat aturan sendiri, yang menyebabkan kelelahan dan sangat dekat dg kesalahan.

8. Filosofis lebah. Lebah mampu membuat rumah yang begitu rapih yang dibangun atas dasar kebersamaan. Lalu jadilah sebuah “negara” lebah. Pada akhirnya mereka menghasilkan madu yang merupakan sumber pengobatan. Hal ini lantaran “aktifitas” lebah berdasarkan tuntunan wahyu, alias tidak membuat aturan sendiri.

وَأَوۡحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِي مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ * ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسۡلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلٗاۚ يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٞ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٞ لِّلنَّاسِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. (An Nahl:68-69).

Demikian jika sebuah negara mengacu kepada Al Qur’an, semua permasalahan akan terselesaikan dengan baik jika berpedoman kepada Al Qur’an.

Semoga kita menjadi manusia yang mampu mensyukuri karunia Allah dengan menggunakan karunia tersebut untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan ketetapan dan tuntunan-Nya, Aamiin

Wallahu A’lam.
Dirangkum oleh :
Ust Asep

Subscribe to receive free email updates: