Titik Rawan Kesehatan Dan Ibadah Selama Pelaksanaan Ibadah Haji

Calon Haji lakukan manasik di Embarkasi Batam (kemenag)
BaiturahmanNews - Sebagaimana telah diberitakan bahwa PPIH Embarkasi Batam selalu menyelenggarakan kegiatan pembinaan Karu dan Karom, menjelang keberangkatan calon jamaah haji  yang digelar di Mushalla An Namirah Asrama Haji Batam.

Pada Kamis (11/8/201) malam menghadirkan narasumber Dr. Agung Sundaru yang membahas titik rawan pelayanan kesehatan dan KH. Amanuddin yang membahas titik rawan pelayanan ibadah kepada Karu dan Karom yang tergabung dalam Kloter 4 BTH. Kloter 4 BTH merupakan JCH asal Kota Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis (Riau).
Dr. Agung Sundaru dalam pemaparannya menekankan pentingnya menjaga koordinasi. Soal gelang risti, Dr. Agung menjelaskan ada tiga warna gelang yang digunakan oleh JCH. Untuk gelang merah, bermakna JCH berusia diatas 60 tahun dan menderita penyakit risiko tinggi, gelang kuning bermakna usia JCH kurang dari 60 tahun namun menderita penyakit risiko tinggi, dan gelang hijau bermakna usia lanjut tanpa resiko penyakit.
Berdasarkan Permenkes No.15 Tahun 2016 mengatur untuk JCH yang cuci darah pada tahun lalu boleh berangkat, mulai tahun ini tidak diperbolehkan untuk berangkat haji. Karena pemerintah Arab Saudi tidak lagi mengakomodir kebutuhan JCH untuk cuci darah dan mereka sudah mengeluarkan notifikasinya. Juga untuk penyakit tertentu seperti penyakit jantung, penyakit paru stadium akhir, dan gangguan jiwa. Makanya untuk tahun ini untuk aspek kesehatan kami lebih ketat, kata Agung Sundaru.
Agung mengatakan agar Karu dan Karom menggunakan aplikasi yang telah tersedia. Bahkan permintaan obat saat ini juga menggunakan aplikasi. Tidak perlu minta obat-obatan lagi, karena semua obat sudah didrop sesuai permintaan berdasarkan aplikasi. Laporkan juga untuk rawat jalan dan rujukan.
Agung mengharapkan tim medis cepat tanggap. Ia meminta agar tim medis memeriksa kesehatan jamaah secara menyeluruh tiga hari sekali meskipun tidak ditemukan gangguan kesehatan.
Setiap perpindahan tempat agar petugas kloter mensweeping jamaah karena biasa jamaah usia lanjut dan pikun tidak mengetahui informasinya. Biasanya Karu dan Karomnya yang mengenal jamaah lebih didengar arahannya oleh jamaah. Jangan ada jamaah yang tertinggal, oleh karena itu koordinasilah, ucapnya.
Jaga kondisi tubuh karena suhu akan sangat panas. Siasati dengan mengurangi aktivitas di tempat panas, jika perlu gunakan payung atau topi atau basahi wajah dengan air untuk mengurangi penguapan. Minum air putih yang cukup dan konsumsi buah-buahan, imbuhnya.(kemenag keri)

Subscribe to receive free email updates: