Prof Kamaruddin Amin. Foto Bimas Islam |
“Masjid Istiqlal harus menjadi penjaga gawang pengetahuan di Indonesia dengan menghadirkan kajian-kajian turats,” katanya saat mewakili Menteri Agama membuka Rapat Kerja Badan Pengelola Masjid Istiqlal (Raker BPMI) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (18/1/2022).
Dirjen mengatakan, kajian turats merupakan peninggalan para ulama dan cendekiawan umat Islam terdahulu.
Menurutnya, Masjid Istiqlal
bisa menjadi seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dengan
menghadirkan kajian-kajian yang diisi ulama setempat yang merupakan
tradisi lama.
“Kajian yang sudah ada perlu ditingkatkan dengan kajian turats yang representatif seperti kajian tafsir, hadis, dan ilmu-ilmu keagamaan klasik,” ujarnya seperti dilansir situs Bimas Islam.
Dirjen menyarankan, Masjid Istiqlal bisa memulai dengan kajian non
formal dengan tetap menjaga mutu dan kualitas. Sehingga saat Pandemi
Covid-19 sudah usai, jemaah setelah Salat Jumat bisa tetap di masjid
mendengarkan kajian ulama-ulama yang mengajarkan karakteristik Islam
Indonesia.
“Sudah saatnya umat Islam Indonesia mengenal sejarah ulama terdahulu
dalam membina umat sehingga Indonesia menjadi negara paling plural dan
majemuk,” tutupnya.(hms|ulul)
Post a Comment for "Prof. Kamaruddin Amin Berharap Masjid Istiqlal Menjadi Penjaga Gawang Pengetahuan di Indonesia"