Pandemi Covid-19, Pesantren Gumuk Surakarta Tak Pulangkan Santrinya



Pesantren Gumuk Surakarta

Pengasuh Pesantren Gumuk Surakarta Jawa Tengah KH. Mudzakir mengatakan, di masa pandem covid-19 melakukan berbagai ikhtiar terkait antisipasi penyebaran virus corona atau covid-19 agar santrinya terhindar dari virus corona.
Uraian itu disampaikan KH Mudzakir saat menerima tim dari Kementerian Agama Kota Surakarta Rabu (29/4/2020). 
Kedatangan tim dari Kemenag yang  didampingin petugas Polres Surakarta itu untuk memastikan kondisi santri yang masih tinggal di pesantren. 
KH Mudzakir mengatakan,  bahwa pihak pesantren dalam menjaga kesehatan santri  melibatkan belasan dokter internal untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dengan sangat ketat kepada para santrinya.
Selain itu, katanya, pondok juga melarang santri untuk dikunjungi keluarganya. Meskipun demikian, apabila ada santri yang sakit, para dokter pondok akan merawat santri tersebut dengan baik.
“Ada (santri) yang pernah didatangi keluarganya dari Bekasi. Orang tuanya tidak diizinkan ketemu anaknya. Tetapi, anaknya di luar dugaan bersama tiga temannya menemui. Akhirnya, empat santri itu kita karantina selama 14 hari,” ujar Mudzakir.
Perlu diketahui, hingga kini Pondok Pesantren Gumuk masih melaksanakan sholat wajib dan sholat jum’at seperti biasa yang diikuti oleh para santrinya dengan alasan menjalankan perintah Allah dan sunah Nabi.
Selain itu, dalam kesehariannya, Pondok Gumuk juga tidak menerapkan Sosial Distancing sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah pusat, propinsi maupun Kemenag Kota Surakarta.
Namun, apabila ditemukan jamaah dari luar pondok dalam kegiatan sholat Jum’at, para petugas kesehatan dengan sigap akan melakukan pemeriksaan suhu badan dan mengharuskan penggunaan hand sanitizer.
Sementara itu, Pardi, salah satu anggota tim Kemenag dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan di Pondok Pesantren Gumuk selama COVID-19 sudah dilaksanakan dengan baik. 
Protokoler kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik, kegiatan sholat tarawih ditiadakan, santri tidak diperbolehkan keluar dan sebaliknya dari luar tidak diperkenankan masuk. (kmg|alfa|ulul).