Ka'bah Disterilkan dengan Teknologi Ozon, Imam Besar Sheikh As-Sudais Ikut Membersihkan

Foto Twitter
Sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia, kondisi Ka'bah di masa-masa pandemi virus corona atau covid-19, terus dirawat kesuciannya, terutama dari penyebaran wabah covid-19 yang bisa menular kepada setiap orang.

Karena itu pihak otoritas pengelola dua masjid suci itu setiap harinya terus melakukan penyemprotan desinfektan di tempat thawaf (mathaf) khususnya dan seluruh ruang di Masjidil Haram.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kesucian Ka'bah dan Masjidil Haram serta Masjid Nabawi dari penyebaran Covid-19 yang telah mematikan puluhan ribu di seluruh dunia.

Kedua masjid tersebut, dalam waktu normal, diziarahi oleh jutaan jamaah. Oleh sebab itu, otoritas dua masjid suci tersebut terus berupaya dalam memutus rantai penyebaran covid-10


Dalam tweet yang diunggah Saudi Press Agency di @SPAregions, Presiden Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah,  Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais ikut serta dalam sterilisasi Ka'bah.

Baca juga: AMPHURI Optimistis Haji 2020 Bisa Terlaksana Meski Pandemi COVID-19 

Dalam mensterilkan Ka'bah dari covid-19 penjaga dua masjid suci itu  tampak menggunakan teknologi baru untuk membersihkan kiblat seluruh muslim saat shalat.
"Presiden Umum Dua Masjid Suci meluncurkan teknologi sterilisasi baru (Ozon Tech)," tulis situs berita detik.com dari kantor berita SPA dalam Twitternya pada Rabu (29/4/2020).

Ozon tech atau teknologi ozon yang digunakan untuk membersihkan Ka'bah ternyata bukan metode baru dalam sterilisasi. Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC, ozon menjadi salah satu metode dalam panduan disinfeksi dan sterilisasi fasilitas kesehatan.

Disebutkan, partikel ozon sebelumnya digunakan  dalam usaha disinfeksi air minum selama beberapa tahun. Ozon berasal dari oksigen yang diberi energi tambahan hingga molekulnya terpisah. Molekul tersebut kemudian menempel pada yang masih berpasangan hingga menjadi O3.

Hasilnya Ozon adalah oksigen dengan molekul O tambahan yang tidak terikat dengan kuat. Tambahan O ini siap menempel dan menimbulkan reaksi oksidasi pada molekul lain. Reaksi inilah yang kemudian membunuh berbagai jenis mikroorganisme yang merugikan kesehatan. Namun ozon atau trioksigen untuk sterilisasi ini bersifat sangat tidak stabil.

Menurut Muzhi, ada tiga alasan yang menyebabkan ozon sebaiknya digunakan dalam usaha sterilisasi. Alasan pertama adalah molekul ozon bisa menjangkau seluruh wilayah tanpa kecuali.

Ozon yang diproduksi ozone generators atau electrostatic air purifiers mampu membersihkan hingga area yang tersembunyi. Kelebihan ini tidak dimiliki sinar ultraviolet yang pergerakannya terbatas, sehingga menyisakan tempat yang belum disterilisasi.

Kelebihan lain adalah tidak menyisakan zat beracun yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Ozon berbeda dengan cairan pembersih kimia dengan efek samping yang mungkin berbahaya. Dampak negatif tersebut tak hanya ditimbulkan cairan pembersih, tapi juga residu yang dihasilkan dari reaksi kimia. Penggunaan zat kimia berbahaya untuk sterilisasi, kini harus mulai diperhatikan dampaknya di tengah pandemi COVID-19 yang belum selesai.

Penggunaan ozon untuk sterilisasi juga dinilai nyaman bagi masyarakat umum atau pekerja medis. Ozon dihasilkan alat yang penggunaannya sangat praktis sesuai kebutuhan masyarakat. Untuk kamar atau tempat tinggal, bisa digunakan ozone generators dengan kapasitas terbatas. Sedangkan untuk fasilitas umum atau transportasi bisa digunakan ozon generators berkapasitas lebih besar. (detik/ulul).