Oleh: Soheh Rudianto, M.Pd. (Guru MIN 4 Sukabumi)
Bulan Agustus adalah bulan yang sangat
istimewa bagi bangsa Indonesia, karena pada bulan Agustus tercatat
beberapa peristiwa penting dan bersejarah, terutama sejarah Proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 adalah awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak saat itulah, secara de facto dan de jure
bangsa Indonesia dinyatakan merdeka. Merdeka dalam arti yang sederhana
yaitu lepas dari cengkraman dan kekejaman para penjajah, sedangkan
merdeka dalam arti yang luas adalah kita bisa menentukan nasib bangsa
kita sendiri tanpa campur tangan dari bangsa lain, kita merdeka secara
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Sebuah negara dikatakan merdeka secara de facto yaitu ketika pada kenyataannya memang sudah mengumumkan kemerdekaannya, sedangkan merdeka secara de jure
adalah adanya dukungan dan pengakuan dari negara sahabat dan dunia
internasional. Seperti halnya kita bangsa Indonesia, ketika kita
memproklamasikan diri sebagai bangsa yang merdeka, seraya kita mendapat
dukungan dan pengakuan dari negara-negara sahabat, seperti Mesir;
menyusul Syiria, Iraq dan Saudi Arabia.
Lahirnya bangsa Indonesia secara de facto
ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan RI oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moch. Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta. Sejak itulah kita,
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
Menjadi sebuah bangsa yang merdeka,
ternyata bukanlah hal yang mudah, tapi diperlukan perjuangan dan
pengorbanan yang tidak kecil. Pengorbanan dari para pahlawan untuk
kemerdekaan bangsa Indonesia tak akan terhitung nilainya; dari mulai
tenaga, harta, darah, dan air mata bahkan jiwa dan raga sekalipun mereka
korbankan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka adalah para
ksatria yang di dalam jiwanya sudah tertanam nilai-nilai karakter bangsa
Indonesia yang sesungguhnya, seperti karakter cinta tanah air, gotong
royong, rela berkorban untuk bangsa, berjuang tanpa pamrih, patriotisme
dsb.
Nilai-nilai karakter bangsa Indonesia
itulah yang sepertinya sekarang sudah mulai pudar dari sebagian generasi
muda saat ini. Mereka sudah mulai melupakan karakter mulia warisan
para pahlawannya, lupa bagaimana cara mengisi dan mensyukuri kemerdekaan
Indonesia yang sesuangguhnya. Oleh sebab itu pada bulan Agustus ini
adalah momen yang sangat tepat untuk menginternalisasi kembali
nilai-nilai dan karakter bangsa sesuai harapan para pahlawan pendiri
bangsa.
Agar kita dapat mengisi dan mensyukuri
nikmat kemerdekaan ini, maka diantaranya kita harus meyakini Makna di
balik huruf- huruf yang ada pada nama bulan 'AGUSTUS' berikut ini:
A : Allah SWT. Telah menganugrahkan
rahmat dan karunianya yang sangat besar kepada bangsa dan negara
Indonesia tercinta, yaitu berupa nikmat kemerdekaan. Sebagaimana yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 menyatakan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia adalah berkat Rahmat Allah SWT.
G : Gerakan organisasi perjuangan
nasional yang mampu membangkitkan semangat juang bangsa Indonesia untuk
melepaskan dari dari kekuasaan penjajah.
U : Ulama dan umat bersatu, bejuang dan
berdo'a dengan penuh kegigihan dan keikhlasan, bahu membahu dengan satu
tekad yang kuat agar Indonesia lepas dari penjajah dan menjadi bangsa
yang merdeka.
S : Semangat juang para pahlawan yang
tak kenal lelah dan putus asa pada akhirnya berbuah manis, yaitu anugrah
kemerdekaan yang tak ternilai harganya.
T : Tanpa adanya persatuan dan kesatuan
dari seluruh bangsa Indonesia, tidak mungkin bangsa Indonesia ini bisa
meraih kemerdekaannya.
U : Upacara penaikan bendera pada acara proklamasi 17 Agustus 1945 adalah buah dari perjuangan dan do'a para pahlawan.
S : Semangat terus untuk mengisi kemerdekaan.
Dengan meyakini bahwa kemerdekaan adalah
anugrah dari Allah SWT., maka mengisi dan mensyukurinya adalah sebuah
pengabdian yang bernilai ibadah yang akan mendapatkan balasan berupa
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Post a Comment for "Memaknai Hakikat Kemerdekaan Indonesia Dulu, Kini dan Nanti "