Radikalisme Berkaitan dengan Melawan Negara

BRNews - Prof. Dr. Isom Yusqi, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan dalam diskusi perumusan program stragegis implementasi moderasi Islam pada pendidikan di Depok, Senin (09/07) bahwa dalam mendefinisikan radikalisme tidak berhenti pada definisi perbedaan mazhab.

Radikalisme berkaitan erat dengan penggunaan ajaran agama untuk melawan negara. Menurutnya, perbedaan mazhab adalah hal lumrah dalam dinamika keberagamaan di dunia Islam, apalagi di Indonesia.

"Menggunakan pemahaman mazhab tertentu untuk memecah belah bangsa dan melawan negara, itulah radikalisme yang harus diberi perhatian serius," jegasnya menegaskan.

Isom menyampaikan agar energi pendidikan juga disalurkan untuk mengatasi permasalahan radikalisme. Apalagi pendidikan memegang peran sentral dalam memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang.

"Seluruh direktorat harus mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program diseminasi dan implementasi moderasi Islam," ujar Isom mengarahkan. Isom juga memerintahkan agar Pokja Moderasi Islam mengkoordinasikan program-program tersebut.


Anis Masykhur, Sekretaris Pokja yang juga pemandu forum diskusi, bersama-sama anggota pokja melakukan analisis masalah sampai ke akar-akarnya penyebab tumbuhnya radikalisme tersebut.

"Dengan merujuk kepada beberapa penelitian, beberapa program dirumuskan dan akan didistribusikan sesuai dengan kewenangan direktorat masing-masing," papar Anis menjelaskan.

Aceng Abdul Aziz, Ketua Pokja yang juga sebagai Kabag Keuangan menyampaikan apresiasinya terhadap kekompakan tim yang dapat menuntaskan desain implementasi moderasi Islam untuk jangka pendek ini.

"Program-program ini akan dilaksanakan untuk dua tahun ke depan," jelasnya saat menutup diskusi. Program ini menjadi aksi nyata kepedulian Kementerian Agama dalam menanggulangi tumbuh kembangnya radikalisme beragama. (kemenag|mnm).

Post a Comment for "Radikalisme Berkaitan dengan Melawan Negara"