BRNews - Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan,
dan Managemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI tengah mematangkan terjemah Al-Qur'an ke dalam Bahasa Bugis. Kegiatan
yang dikemas dalam lokakarya (workshop) pembahasan draft final ini merupakan hasil kerjasama dengan UIN Alauddin Makassar.
Kepala Bidang Manajemen Organisasi
Puslitbang LKKMO, Yasin Rahmat Anshori, pada pembukaan (Rabu 29/11) mengatakan, kegiatan ini diarahkan untuk melihat, mengecek secara teliti dan seksama hasil penerjemahan yang sudah
dilakukan.
Yasin, mengatakan bahwa
penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Bugis merupakan satu dari sekian
program yang ada di Puslitbang LKKMO. Hingga hari ini, pihaknya telah
melakukan penerjemahan Al-Qur’an ke dalam 15 bahasa daerah.
Menurut dia, penerjemahan ke Bahasa
Bugis ini untuk ketiga kalinya di Sulawesi. Sebelumnya, tim telah
menerjemahkan kitab suci kaum muslimin ini ke Bahasa Makassar dan Bahasa
Kaili.
“Kali ini saya patut mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Hamdar Arraiyyah. Beliau penggagas pertama kali penerjemahan ini,” kata
Yasin.
Pria kelahiran Kebumen ini menambahkan,
hari ini sudah selesai penerjemahan 30 juz. Lalu dilanjutkan proses
validasi yang akan dilakukan pada 2018. Kegiatan validasi bertujuan
untuk melihat kembali dan mengecek keseluruhan untuk menghindari
kesalahan penerjemahan satu ayat pun.
“Secara khusus, saya sampaikan salam
dari Kepala Puslitbang LKKMO Choirul Fuad Yusuf yang tidak bisa hadir di
sini. Sebab, ada kegiatan yang sama terkait penerjemahan di Aceh. “Kami
berbagi tugas biar semua beres,” tandasnya.
Sementara itu, Hamdar Arraiyyah, mantan
Kepala Puslitbang Lektur, saat dikonfirmasi usai pembukaan mengatakan,
penerjemahan tersebut ia mulai pada 2011. “Waktu itu ada tiga bahasa
daerah yang kami garap, yaitu Makassar, Kaili, dan Sasak,” ungkapnya.
Hamdar yang juga pernah menjabat
Sekretaris Balitbang Diklat dan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan menambahkan, ketiga bahasa tersebut banyak penuturnya. “Selain
itu, komunitas tiga suku ini memang dekat dengan Islam. Jadi dengan
penerjemahan ke bahasa daerah ini diharapkan terjadi penguatan budaya,”
paparnya.
Sebelumnya, Ketua tim penerjemah Prof.
Dr. Nihaya menyampaikan berterima kasih diberi kepercayaan oleh
Puslitbang LKKMO dalam kegiatan tersebut. “Kami panitia daerah ini
merupakan perpanjangan tangan panitia pusat. Sebelumnya kami juga telah
menyelesaikan terjemah ke bahasa Toraja,” ungkapnya.
Ia berharap, hasil terjemahan ini
melebihi terjemahan Bahasa Bugis yang sudah ada. Karena ini atas nama
Kemenag yang resmi mengharapkan tim penerjemah bekerja maksimum. “Semoga
hasilnya lebih representatif dan mutunya terjamin. Jika ada kelebihan
anggaran, kami siap menerjemahkan ke Bahasa Mandar,” ujar Nihaya mantap.
Selain 30 orang penerjemah, hadir dalam
acara tersebut Kepala Balai Litbang Agama Makassar Dr. Hamzah Harun
Arrasyid dan Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik UIN
Alauddin Prof. Dr. H.M Natsir Siola, MA. (kemenag|musthofa asrori).
Post a Comment for "Puslitbang LKKMO Matangkan Terjemah Al-Qur’an Dalam Bahasa Bugis"