BRNews- Pondo pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan dimana
para santri belajar mendalami ilmu agama atau yang biasa disebut
tafaqquh fid-din. Tapi lebih dari itu, pesantren juga mengajarkan para
santri tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pesantren sesungguhnya tidak hanya mengajarkan agama saja, akan tetapi hakikatnya juga mengajarkan santri tentang kehidupan dan cinta bangsa dan negara," kata Sekjen Kemenag Nur Syam pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw Pondok Pesantren Al Ikhlas, Wonorejo, Pasuruan, Ahad (18/12/2016).
Menurut Nur Syam, kyai pesantren adalah ulama yang dalam jiwanya tertancap kuat kecintaan terhadap bangsanya. Kecintaan ini kemudian diajarkan kepada para santri, salah satunya melalui penanaman nilai hubbul wathan minal iman, bahwa mencintai Tanah Air bagian dari keimanan."Kita semua tentu masih ingat bagaimana Kyai Hasyim Asyari menggelorakan semangat untuk jihad fi sabilillah melawan Belanda, yang disebut sebagai 'Resolusi Jihad'. Melalui seruan jihad melawan Belanda ini, maka masyarakat Islam berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah Belanda," terang Nur Syam.
"Tidak bisa dibayangkan bagaimana bambu runcing dan senjata seadanya dapat dijadikan sebagai sarana untuk melawan tentara sekutu di Surabaya. Melalui pekikan 'Allahu Akbar' mereka menyerang tentara Sekutu dan menewaskan Jendral Mallaby, yang kemudian dijadikan sebagai monument kebangsaan Hari Pahlawan," tambahnya.
Peristiwa Resolusi Jihad, lanjut Nur
Syam, kemudian diabadikan sebagai Hari Santri untuk mengenang bagaimana
peran dan perjuangan santri, kyai, dan pesantren bagi nusa dan bangsa.
Peran pesantren di masa perjuangan, menurut Nur Syam terus bergulir di masa mengisi kemerdekaan. Pesantren bahkan memiliki peran strategis dalam pengembangan pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pesantren telah melakukan penyesuaian hingga berkontribusi besar bagi pembangunan bangsa, dan tetap menegakkan pilar konsensus kebangsaan dalam kerangka mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. (kemenag.goid)
"Pesantren sesungguhnya tidak hanya mengajarkan agama saja, akan tetapi hakikatnya juga mengajarkan santri tentang kehidupan dan cinta bangsa dan negara," kata Sekjen Kemenag Nur Syam pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw Pondok Pesantren Al Ikhlas, Wonorejo, Pasuruan, Ahad (18/12/2016).
Menurut Nur Syam, kyai pesantren adalah ulama yang dalam jiwanya tertancap kuat kecintaan terhadap bangsanya. Kecintaan ini kemudian diajarkan kepada para santri, salah satunya melalui penanaman nilai hubbul wathan minal iman, bahwa mencintai Tanah Air bagian dari keimanan."Kita semua tentu masih ingat bagaimana Kyai Hasyim Asyari menggelorakan semangat untuk jihad fi sabilillah melawan Belanda, yang disebut sebagai 'Resolusi Jihad'. Melalui seruan jihad melawan Belanda ini, maka masyarakat Islam berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah Belanda," terang Nur Syam.
"Tidak bisa dibayangkan bagaimana bambu runcing dan senjata seadanya dapat dijadikan sebagai sarana untuk melawan tentara sekutu di Surabaya. Melalui pekikan 'Allahu Akbar' mereka menyerang tentara Sekutu dan menewaskan Jendral Mallaby, yang kemudian dijadikan sebagai monument kebangsaan Hari Pahlawan," tambahnya.
Sekjen Kemenag Nur Syam pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw Pondok Pesantren Al Ikhlas, Wonorejo, Pasuruan. (foto: kemenag|ns) |
Peran pesantren di masa perjuangan, menurut Nur Syam terus bergulir di masa mengisi kemerdekaan. Pesantren bahkan memiliki peran strategis dalam pengembangan pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pesantren telah melakukan penyesuaian hingga berkontribusi besar bagi pembangunan bangsa, dan tetap menegakkan pilar konsensus kebangsaan dalam kerangka mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. (kemenag.goid)
Post a Comment for "Selain Belajar Agama, Pondok Pesantren Ajarkan Kehidupan Berbangsa"