Membongkar Sejarah Wahabi


Muhammad bin Abdul Wahab (tengah). Foto Dok/Ist

Apa itu Wahabi (Wahabiyah)?

Wahabi merupakan faham yang dicetuskan oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab (bukan Abdul Wahhab Ibnu Rustum). Faham ini dinisbatkan kepada nama bapaknya (Abdul Wahhab) sebagai nama ajarannya yaitu Wahabiyah. Tidak dinisbatkan kepada namanya sendiri  sebagai Muhammadiyah.

Muhammad ibnu Abdul Wahab lahir tahun 1701 di kampung Uyainah, Najd (belum ada Arab Saudi waktu itu). Dia dikenal sebagai orang yang lemah akal dan gagap. Ayah dan kakaknya menganggap dia  sebagai orang kurang kesadarannya. Ayah dan guru-gurunya    mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan.

Dia sangat terpengaruh oleh ajaran Ibnu Taimiyah yang jadi landasan ajaran mujasimah. Dia mengembara dan belajar di Basrah berguru kepada  Syaikh Muhammad Al Majmu'i alias Mr. Hempher seorang orientalist dan intel Yahudi dari Inggris.

Hempher adalah seorang pakar ilmu Islam dan fasih berbahasa Arab, Turki, Persia dan telah lama mempelajari Islam di Turki dan Irak.  Hempher menyuap  Ibnu Abdul Wahab dengan hadiah kawin mut'ah dengan 2 orang intel perempuan Yahudi yang menyamar sebagai muslimah, bernama Safisdi Isfahan dan Asiadi Siraj.
Maka dengan mudah Yahudi mengatur dan mengontrol Ibnu Abdul Wahab sesuka hatinya dan mengajarkan faham baru dalam Islam. Dengan ajaran baru itu Ibnu Abdul Wahab kembali ke kampungnya, namun ditentang dan diusir ayahnya serta kakaknya. Firasat ayah dan guru-gurunya ternyata benar.  Ayahnya memberi peringatan khusus kepadanya.

Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, seorang ulama besar Sunni dari Mazhab Hambali, sampai menulis buku bantahan dengan judul "As sawa'iqul ilahiyah fir Raddi alal Wahabiyah" (Beberapa dasar ketuhanan dalam mengoreksi ajaran Wahabiyah).

Tidak ketinggalan pula gurunya di Madinah Syaikh Sulaiman Al Kurdi As Syafi'i menulis surat berisi nasihat: "Wahai Ibnul Abdi Wahab, aku menasihatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin. Jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawasuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun mudharat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir.

"Kau tidak bisa  mengkafirkan As Sawaadul A'dham (golongan terbesar) di antara kaum muslimin, karena jika demikian  engkau menjauh dari kelompok terbesar (ahlu Sunnah wal jama'ah), orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan (yang benar) kaum muslimin."

Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaannya semakin luas. Kedua nya bekerja sama memberantas tradisi yang mereka anggap "keliru" dalam masyarakat Arab seperti tawasul, ziarah kubur, maulid Nabi SAW, dan lain-lain.

 Sangat jelas bahwa golongan wahabi ini muncul sebagai golongan separatis  (menyempal) dari ajaran yang dianut jama'ah terbesar muslimin sedunia di bawah kekhalifahan (Utsmani) yang sudah ada sejak Rasulullah SAW wafat.

Golongan Wahabi ini nyata-nyata melanggar pesan Rasulullah SAW, "Alaykum bil jama'ah, iyyakumul furqon  (hendaklah kalian selalu berdiri di atas jama'ah, jangan terpecah belah/jangan  menyempal/separatis)".
https://t.me/cyber_aswaja

Subscribe to receive free email updates: