PBNU Nilai Implementasi Sistem Zonasi Permendikbud Masih Prematur
Masduki Baedlowi |
BRNews.id - Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan KH
Masduki Baidlowi (Cak Duki) menanggapi insiden kekisruhan di sejumlah
kota di Indonesia terkait implementasi Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ia menilai implementasi
Permendikbud tersebut terlalu dini.
Ia menilai
sistem zonasi melalui Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang PPDB
tidak efektif. Pasalnya, implementasi Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018
ini tidak diiringi dengan kesiapan pendukung di lapangan seperti sarana,
sumber daya pendidikan, dan unsur pendukung lainnya.
“Problem
utamanya adalah kondisi guru saat ini yang sudah terlanjur berada di
bawah standar mutu dan kondisi ini cukup mewabah secara nasional
sehingga kebijakan zonasi ini tidak akan banyak membantu meningkatkan
mutu pendidikan nasional,” kata Cak Duki kepada NU Online, Kamis (20/6) siang.
Ia
menambahkan bahwa jumlah tenaga didik yang memenuhi kualifikasi tidak
sebanding dengan jumlah peserta didik. Aktivitas sekolah berjalan tanpa
adanya kegiatan belajar di mana peserta didik tidak mendapatkan sesuatu
dari aktivitas sekolah tersebut.
“Kebijakan
zonasi tanpa diimbangi dengan kebijakan lain untuk peningkatan mutu guru
secara masif, termasuk mengevaluasi kembali sistem sertifikasi guru
secara nasional, tak akan berbuah banyak untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Artinya, anak murid kita secara nasional masih akan
mengalami apa yang disebut schooling without learning alias terjadi malapraktik pendidikan secara nasional,” kata Cak Duki.
Menurutnya,
salah satu sebab atas terjadinya malapraktik tersebut adalah jumlah
ketersediaan guru berkualitas yang belum memadai sehingga banyak peserta
didik tidak mendapatkan hak pendidikan yang maksimal.
“Guru
yang bermutu tidak seimbang dengan banyak murid yang hendak belajar di
kelas. Banyaknya lembaga-lembaga bimbingan belajar menandakan bahwa
berapa minim guru yang mengajar dengan baik, sekaligus menandakan betapa
banyak murid belajar tetapi tidak mengerti terhadap apa yang diajarkan
guru pada si murid,” kata Cak Duki.
Ia
memaklumi bahwa tidak ada kebijakan yang bim salabim atas masalah
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Menurutnya, semua butuh
konsisten dan persisten untuk menjalani program-programnya. Perbaikan
ini memerlukan waktu yang tidak sebentar.