Peran Penting Kaum Perempuan Adalah Mendidik Anak

Foto Antara
BRNews.id - Tokoh perempuan Kota Depok, Jawa Barat, Dr Jeanne Noveline Tedja yang akrab dipanggil Nane mengingatkan kembali kaum perempuan bahwa mereka mempunyai tugas utama sebagai pendidik pertama anak-anaknya, karena seorang ibu merupakan fondasi sebuah bangsa.




"Seorang ibu merupakan fondasi bangsa untuk mendidik anak-anaknya menjadi generasi penerus harapan bangsa," kata Nane ketika diminta tanggapannya tentang Hari Kartini di Depok, Ahad (21/4/2019).

Nane mengajak semua kaum perempuan menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap bangsa dan negara untuk melahirkan, membesarkan, dan mendidik generasi penerus bangsa yang kelak akan meneruskan perjuangan para pendiri bangsa dalam membela kedaulatan negara.

Selain itu juga menjaga martabat dan kehormatan bangsa, mempertahankan NKRI, melestarikan nilai-nilai luhur yang diwarisi para pejuang kemerdekaan serta terus berprestasi mengharumkan nama bangsa.

"Bila semua perempuan memiliki kesadaran bahwa menjadi seorang ibu yang berpendidikan yang mengerahkan pikiran, waktu, tenaga dan hatinya demi pertumbuhan anak-anak mereka adalah lebih mulia, sehingga negara tidak akan mudah dihancurkan," katanya.

Dikatakannya, hak-hak perempuan telah diperjuangkan sejak abad 18 oleh kaum feminis. Namun secara juridis hak perempuan di bidang ekonomi, sosial, budaya, sipil dan politik baru diakui dunia internasional pada Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita yang diinisiasi oleh PBB tahun 1979.



Indonesia telah meratifikasi Konvensi tersebut tahun 1984 dan berkewajiban untuk melaksanakannya. Sejak saat itu isu kesetaraan gender (kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan) semakin marak disuarakan oleh kaum perempuan.

Dewasa ini kata mantan anggota DRPD Kota Depok ini, kita melihat semakin banyak kaum perempuan memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi, terlibat dalam kehidupan politik maupun kegiatan ekonomi.

"Rasanya hampir mustahil dewasa ini kita menemukan seorang anak perempuan yang bercita-cita menjadi ibu rumah tangga," tambah dia.

Menjadi perempuan yang berdaya, memiliki karir di luar rumah dan membantu perekonomian keluarga tentulah sangat positif. Namun banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa keberadaan mereka di luar rumah untuk berkarir berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak-anaknya.

Anak-anak di kelompok usia remaja mudah terpengaruh dengan lingkungan negatif bila tidak mendapatkan perhatian, pengawasan dan bimbingan yang tepat dari orangtua, terutama ibu.

"Banyak kita temui kasus remaja yang curhat di medsos berujung dengan penculikan dan pemerkosaan oleh para pedofil yang memang mengincar anak-anak perempuan usia remaja yang kurang perhatian dan kasih sayang di rumah," tuturnya.



Hal ini, katanya, tentu sangat memprihatinkan dan membuat semua orang tua memikirkan ulang dampak perempuan yang berkarir di luar rumah bagi tumbuh kembang anak.

"Saya jadi teringat pernah membaca sebuah buku dimana dikatakan bahwa bila ingin menghancurkan sebuah negara, maka hancurkanlah tatanan keluarga dengan cara meremehkan peran ibu sehingga kaum perempuan merasa malu bila hanya menjadi ibu rumah tangga saja," ujar Founder dan CEO Rumah Pemberdayaan tersebut.

Bila kaum perempuan berlomba-lomba mengejar ambisinya untuk bekerja di luar rumah, bisa dibayangkan dampaknya bagi anak-anak generasi penerus bangsa.

Anak-anak akan tumbuh tanpa perhatian dan bimbingan seorang ibu, beresiko terlibat dalam kekerasan seksual, prostitusi remaja, tawuran pelajar, tidak percaya diri dan berprestasi rendah.

Bagaimana anak-anak ini dapat menjadi orang dewasa yang tangguh nantinya? Padahal tantangan globalisasi semakin berat, persaingan sumber daya manusia semakin ketat dan pengaruh negatif dampak perkembangan teknologi semakin besar.

"Bagaimanapun, teori feminis mimiliki kelemahan karena dianggap terlalu menggeneralisasi karakter yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki, padahal tentu saja keduanya memiliki karakter, peranan, dan kodratnya masing-masing," demikian Nane. (antara/ulul).

Subscribe to receive free email updates: