Keseruan Siswa MAN IC Kendari 'Membaca Bareng' Menag

kemenag
BRNews.id - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memotivasi semangat ratusan siswa-siswi MAN Insan Cendikia (IC) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara lewat cerita pengalaman mondok di pesantren.

Kehadiran Menag ke MAN IC Kota Kendari untuk meresmikan penggunaan Gedung Laboratorium dan Pustaka yang dibangun melalui skema SBSN tahun anggaran 2018. Kegiatan itu kemudian dirangkai dengan diskusi interaktif bersama para siswa dalam acara 'Membaca Bareng Menag'.

Acara 'Membaca Bareng' Menag digelar di lantai dua gedung Pustaka MAN IC Kota Kendari siang itu berjalan semarak, santai dan sarat dengan pesan-pesan bermanfaat dari Menag kepada para siswa.

"Membaca Bareng Menag" dipandu dua siswa MAN IC Kota Kendari yaitu Nurul Ilmiah dan Azzuri. Dua siswa kelas XII ini mengawali dengan sebait pantun kocak yang membuat Menag tersenyum.

"Ada selendang ditabrak banteng, selamat datang Pak Menteri yang ganteng. Di perpustakaan ada yang kaya, ahlan wa sahlan menteri ku sayang," kata Nurul dan Azzuri memulai sambutan saat Menag duduk di tengah siswa MAN IC Kota Kendari.

Menag pun tak mau kalah. "Ada rasa rindu gak dengan saya?" tanya Menag yang dijawab serentak rindu oleh para siswa.

"Jangan pernah rindu, karena rindu itu berat, cukup saya saja yang rindu," sambung Menag menirukan sepenggal kalimat dalam film Dilan yang disambut aplaus para siswa.



Di hadapaan siswa-siswi MAN IC Kota Kendari, Menag bercerita soal pengalaman saat mondok di Pesantren Gontor. Bagi Menag saat-saat itulah yang paling berkesan dalam hidupnya.

"Saya dulu juga pernah tinggal di asrama selama empat tahum. Kalau saya diminta untuk memilih masa-masa seperti apa yang paling menyenangkan, saya akan jawab adalah masa-masa tinggal di asrama," kata Menag.

Menurut Menag, selama tinggal di asrama, dia banyak mendapat wawasan, pengetahuan dan pengalaman dari para santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

"Saya ingin mengajak segenap siswa di sini, mumpung ada di asrama, manfaatkan betul masa-masa keemasan ini. Apa itu masa keemasan, ini adalah masa di mana kita saling berinteraksi dengan kebiasaan, pengetahuan dan adat istiadat yang berbeda-beda," lanjut Menag.

Menag menambahkan para siswa hidup selama 24 jam di asrama dengan mereka yang berasal dari pelbagai daerah di Indonesia. Karena perbedaan itulah yang dapat membuat siswa kaya dengan pengalaman. 

"Mengapa Allah menjadikan kita beragam-ragam agar antar kita saling belajar satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan potensi masing-masing," tutur Menag.

"Mumpung selagi di asrama, maksimalkan betul pengalaman dan pengetahuan untuk memperkaya diri. Banyak orang mengatakan manfaatkan betul usia di masa emas karena kita tidak akan mengulangnya kembali," sambung Menag.

Dalam sesi tanya jawab, para siswa melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Menag, di antaranya: cita-cita Menag saat kecil hingga menjadi Menteri Agama, cara mengisi waktu termasuk tips menghadapi masalah, serta memberi manfaat kepada banyak orang.



Dikatakan Menag, cita-citanya sejak kecil adalah menjadi guru. Di mata Menag, guru adalah sebuah profesi mulia yang tugas sehari-harinya mendidik manusia.

"Jadi bisa dibayangkan ada manusia yang profesinya selalu menebarkan kebajikan. Dia sedang membangun peradaban kehidupan umat manusia lewat ilmu yang ditransformasikan kepada murid. Kalau kenapa saya jadi Menteri Agama silahkan tanya kepada presiden," tandas Menag. 

"Bagi saya, menjadi apa tidak telalu penting, karena kita bisa saja menjadi apa saja yang kita inginkan. Yang penting adalah bahwa menjadi apapun kita, kita bisa menebarkan kebajikan kepada sebanyak orang, karena itu adalah ukuran kualitas seoarang muslim," tegas Menag.
Usai membaca bareng dengan para siswa, Menag Lukman mendapat sebuah lukisan sketsa Menag bersama sang istri Trisna Willy Lukman Hakim karya dari siswi MAN IC Kota Kendari bernama Choirunnisa R Suseno. (kemenag). 

Subscribe to receive free email updates: