Peran Penyuluh Agama Islam, Mulai dari Penggiat Deradikalisasi Hingga Inisiator Ekonomi Mikro

Para penyuluh agama islam Kabupaten Puworejo. (kemenag).
BRNews.id - Dengan segala keterbatasan kisah Penyuluh yang patut dijadikan tauladan bagi kita semua, adalah para Penyuluh Agama Islam (PAI) di wilayah Kabupaten Purworejo. Dengan sangat taktis dan kreatif menyumbangkan tenaga dan pikiran mereka demi kemaslahatan umat.


Pihak Bimas Islam berkesempatan mengunjungi sejauh mana program di tingkat Pusat secara berkesinambungan dilaksanakan di daerah, sesuai dengan Renstra Ditjen Bimas Islam 2015-2019, yang salah satu temanya adalah "program menyentuh masyarakat langsung" diterjemahkan oleh para PAI dilapangan adalah penyuluhan dalam usaha deradikalisasi dan menggiatkan Ekonomi Mikro.

Dikutip web Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, program-program tersebut dilaksanakan oleh para PAI Kabupaten Purworejo dibawah koordinasi Kepala Seksi Bimas Islam Uan Abdul Hanan, serta dibawah bimbingan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purworejo Bambang Sucipto.

Program tersebut, diantaranya yaitu Penyuluhan di Lapas Anak Provinsi Jawa Tengah yang kebetulan terletak di Kab Purworejo, serta menggiatkan Ekonomi Mikro melalui Majelis Taklim yang merupakan binaan dari PAI.

Salah satu anak bermasalah yaitu yang bernama Ni'amul Masruro (umur 16thn) mengungkapkan, bahwa melalui para PAI dia belajar Hadrah dan mendapatkan bimbingan mental dan agama dengan metode pendekatan personal. Dia sangat bersyukur bahwa PAI peduli terhadap anak-anak penghuni Lapas.

Dengan kehadiran  PAI diharapkan bagaimana nantinya anak-anak yang dikembalikan ke orangtua masing-masing bisa menularkan hal-hal positif, yang tidak mengarah ke tindakan radikal dan pornografi, karena dari 41 anak bermasalah yang ada di Lapas ini adalah imbas dari tindakan radikal dan pornoaksi.


“Hal ini kemudian dirasa sangat penting, dengan MoU yang sudah dijalankan pihak lapas dan Kankemenag di daerah,” imbuh Rini selaku salah satu Kepala Seksi di Lapas.

Pada kesemapatan itu Bimas Islam juga berkunjung ke salah satu Majelis Taklim binaan PAI. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan Majelis Taklim binaan PAI adalah mengarahkan bagaimana Majelis Taklim bisa menjadi sarana penggerak Ekonomi Mikro.

"Programnya yaitu Bank Sampah dan bercocok tanam baik tanaman herbal maupun tanaman sayuran,” demikian disampaikan Ratna yang merupakan PAI Non PNS.

PAI Ratna merupakan single parent yang mempunyai 3 orang anak ini, dengan segala keterbatasan tetap dengan ikhlas membantu secara finansial dan pikiran. Program Majelis Taklim binaannya yang lain adalah infaq sukarela anggota Majelis Taklim, yang nantinya bisa digunakan oleh warga sekitar untuk dipinjamkan tanpa bunga.

Hal itu tentunya adalah bentuk kepedulian untuk memerangi Bank Keliling atau renternir yang marak di wilayah Purworejo. (kemenag/mnm).

Subscribe to receive free email updates: