"Siapapun tak Pantas Terima Perlakuan Rasis"

TGH Muhammad Zainul Majdi.(ft pemprov ntb)
BRNews - Aliansi Umat Islam (AUI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan sikap keberatan atas penghinaan yang dilakukan Steven Hardisurya Sulistyo terhadap Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi.

Ketua AUI NTB Deddy AZ mengatakan, AUI NTB menyesalkan sikap rasis yang diutarakan Steven kepada Gubernur NTB yang juga dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB).


Sebagai ulama, pernyataan kasar yang dilontarkan Steven kepada TGB sangat menyakitkan hati warga NTB. Kendati begitu, AUI NTB mendukung sikap kenegarawanan TGB yang memberikan maaf kepada Steven meski telah menghina dia dan keluarganya. Kedua, AUI NTB mengutuk keras sikap rasis yang dilakukan Steven kepada TGB dan berharap hal ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
"AUI NTB mendesak aparat kepolisian mengusut dan menindak tegas perbuatan Steven," kata Deddy di Mataram, NTB, Jumat (14/4/2017).
Apabila tidak ada tindakan tegas terhadap Steven yang tinggal di Jakarta itu, dalam satu pekan ke depan, lanjut Deddy, AUI NTB akan menggelar aksi dengan massa besar di NTB.
"Kami imbau siapa pun di Indoneisa, apapun kalian untuk jangan sampai mengulangi sifat rasis tersebut," kata Deddy menambahkan.


Seperti diberitakan republika.co.id, Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengakui adanya  penghinaan yang menimpa dirinya dan istrinya saat berada di Bandara Changi Singapura yang dilakukan  seorang mahasiswa Indonesia bernama Steven Hadisurya Sulistyo akibat kesalahpahaman dalam antrean.
"Memang benar terjadi kejadian tersebut," kata Zainul usai Shalat Jumat di Islamic Center NTB, Jumat (14/4/2017).
Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) itu menuturkan kondisi pada saat itu memang agak kurang nyaman mengingat banyaknya antrean. Hingga akhirnya terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya dihina dengan perkataan yang sangat tidak pantas.
Begitu mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, TGB hendak memproses hukum yang bersangkutan lantaran pelaku terus bersikukuh dan tersulut emosi. "Saya mau melapor karena awalnya tidak mau meminta maaf, tapi kemudian meminta maaf ya sudah saya maafkan," kata TGB.


TGB bercerita, pada pekan lalu ia sempat berkhotbah tentang Quran Surat Al Hujurat ayat 13 tentang bagaimana perbedaan bangsa, suku, ras, bukan menjadi urusan manusia, melainkan ranah kekuasaan dari Allah SWT.
"Jadi tidak boleh ada rasisme dalam Islam atau kepada umat Islam. Saya yakini betul Islam merupakan umat yang sangat toleransi," TGB menegaskan.
Sekretaris Umum Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman menilai, tindakan aksi rasis seorang mahasiswa bernama Steven Hadisurya kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi dan istri, sangat tidak pantas. Kata-kata mencaci yang dilayangkan sangat bersifat rasis dan kasar.
"Siapapun anak di negeri ini tidak pantas diperlakukan seperti itu, baik dia orang pribumi atau pendatang," kata Pedri melalui pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/4).
‎Menurut Pedri, ‎dari caranya berucap patut diduga ini kebencian yang sudah disimpan lama. Seolah pribumi itu layak direndahkan. Hal semacam ini berpotensi menimbulkan konflik SARA jika tidak dilakukan penindakan. Jika dibiarkan, kata dia, semua orang akan dengan mudah melecehkan kelompok yang tidak dia sukai.


Pedri berharap semua warga ‎negara termasuk warga nonpribumi atau pendatang, bisa mengikuti nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. "Kesopanan, saling menghargai, tepo seliro (tenggang rasa), menghormati ulama, dan orang tua adalah warisan budaya yang harus dipertahankan," ujarnya.
Pedri bangga dengan sikap TGH Zainul Majdi yang bisa bersikap tenang dan cepat memberi maaf. Hal ini memperlihatkan bahwa TGH Zailnul Majdi merupakan teladan pemimpin yang punya nilai rasa tinggi. Sebab, seorang pemimpin memang harus akrab dengan nilai-nilai luhur dan sensitif terhadap kerusakan perilaku anak bangsa yang dipimpinnya‎.(mnm|rol)

Subscribe to receive free email updates: