Jamaah Haji Akan Kembali Padati Masjidil Haram

Baiturahman News - Setelah kondisi kota Makkah dan Masjidil Haram sepi dari peziarah, mulai harini akan dipadati lagi. Kepadatan ini mulai tampak sekembalinya jamaah haji yang mengambil nafar awal dari Mina. Kepadatan diperkirakan akan terus memuncak besok saat jamaah nafa tsani juga keluar Mina menuju Makkah.

Kepadatan juga diperkirakan akan terjadi di Masjidil Haram karena para jamaah melaksanakan Tawaf Ifadlah setelah menyelesaikan prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Bahkan, jamaah yang akan pulang pada kloter awal, harus juga segera melaksanakan tawaf Wada' (perpisahan).
Kepala Bidang Transportasi Subhan Cholid mengatakan bahwa bus shalawat yang akan melayani jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram mulai beroperasi kembali pada 14 dzulhijjah atau 16 september. "Pada minggu pertama, kita akan maksimalkan jumlah yang kita sewa. Seluruh bus yang disewa akan kita kerahkan untuk mengangkut jamaah," tegas Subhan, Rabu (14/09).
"Sebab, para jemaah akan menyelesaikan manasiknya, yaitu tawaf ifadlah dan jemaah yang akan kembali ke tanah air dalam waktu dekat ini juga akan menyelesaikan tawaf wadanya," tambahnya.
Subhan mengaku saat ini pihaknya sedang mempersiapkan koordinasi dengan syarikah (perusahaan) penyedia angkutan Bus Shalawat agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah yang akan melaksankaan Tawaf Ifadlah dan Tawaf Wada'.
Pantauan tim Media Center Haji (MCH), sejak pagi tadi, Kota Makkah dipenuhi pergerakan manusia yang kembali dari Mina. Kemacetan terjadi di banyak ruas jalan Kota Makkah, utamanya yang mengarah ke Masjidil Haram.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sendiri telah mengoperasikan 21 bus per maktab untuk mengangkut jemaah nafar awal secara taraddudi (shuttle) dari Mina menuju hotel di Makkah. Menurut Subhan, kemacetan menyebabkan sebagian bus yang mengangkut jemaah dari Mina tidak bisa mendekat ke pemondokan.
"Jemaah memilih untuk turun dan jalan, meski jaraknya lumayan, mencapai 1 km. Jamaah memilih berjalan kaki karena kalau menunggu di bus bisa sampai berjam-jam sampai di pemondokan. Dengan berjalan kaki lebih cepat sampai pemondokan," katanya. (mch|nm)

Subscribe to receive free email updates: