"Sekarang Kanker Payudara Bisa Disembuhkan"

Deteksi kanker payudara sejak diri.(antara)
BaiturahmanNews - Konsultan ahli bedah Rumah Sakit Mitra Kemayoran menyebutkan, mendeteksi kanker payudara sejak dini dinilai akan sangat membantu penanganan secara medis. "Sekarang, kanker payudara bisa disembuhkan," kata dr. Alfiah Amiruddin saat memberi penyuluhan kepada siswa SMK Kesehatan Al-Ikhlas Cisarua, Bogor, Selasa (16/8/2016).

Menurutnya, pasien yang berobat sejak dini, stadium I, memiliki peluang untuk sembuh karena pengobatan pada tahap itu memang untuk menyembuhkan.

Sementara itu, masih menurut Alfiah, banyak pasien kanker payudara yang datang dalam keadaan stadium lanjut sehingga penanganan yang dilakukan adalah untuk mengurangi rasa sakit.

Kanker dinyatakan masuk stadium lanjut bila sel menyebar ke organ lain. Sel kanker dapat menyebar jauh dari daerah asalnya, misalnya hingga ke otak.

Alfiah menyatakan hingga saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui pasti, faktor genetik diperkirakan 5 hingga 10 persen dan sianya dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti konsumsi alkohol, makanan dan stres.

Tidak hanya perempuan, kanker payudara pun dapat menyerang laki-laki meski pun angka kejadiannya kecil.

Deteksi Dini

Alfiah menyarankan melakukan pemeriksaan payudara dilakukan sebulan sekali, seminggu setelah menstruasi.

Ia tidak menyarankan memeriksa seminggu sebelum atau saat menstruasi karena payudara umumnya mengalami pembengkakan sehingga sakit ketika disentuh.

Bila menemukan benjolan, segera konsultasikan pada dokter jangan menunggu membesar atau muncul rasa sakit.

Alfiah mengatakan 95 persen gejala kanker payudara tidak menimbulkan rasa sakit.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit kanker.

"Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran terhadap kanker, upaya-upaya tersebut tentunya harus dilakukan bersama," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular pada Kementerian Kesehatan Lily Sriwahyuni Sulityowati di Jakarta, Senin.

Upaya dimaksud dapat dilakukan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektor serta kemitraan dengan dunia usaha. "Dengan demikian, tantangan-tantangan mengenai kanker dan dampak ekonomi dan sosial yang menjadi beban masyarakat dan negara dapat ditanggulangi bersama," katanya.

Sementara itu, menurut data Globocan tahun 2012, diperkirakan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru yang muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia.

Sedangkan di Asia Tenggara, diperkirakan terdapat 777.000 kasus kanker baru yang muncul dan 527.000 kasus kematian akibat kanker.

Selain itu, menurut data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah sebesar 1,4 persen dan ditemukan sekitar 347.792 kasus kanker.

Sedang pakar kesehatan dari Universitas Indonesia Prof dr Hasbullah Thabrany mengatakan dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pasien kanker perlu mendapatkan akses memadai mulai dari layanan primer hingga sekunder.

"Program kesehatan tersebut harus bisa memberikan peningkatan akses terhadap layanan penatalaksanaan kanker," kata Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, itu.(ant/nm)

Subscribe to receive free email updates: