Besarnya Bahaya Lisan dan Diam adalah Lebih Utama
Bermusuhan
Seorang
yang suka berdebat akan menimbulkan permusuhan terhadap orang lain,
padahal maksud perdebatan itu adalah untuk membenarkan yang benar
danmenyalahkan yang salah.
Sayyidah 'Aisyah berkata bahwa Baginda Rasulullah saw bersabda :
إن ابغض الرجال الى الله الألدالخصم
Artinya:
“Orang yang paling dibenci oleh Allah swt adalah orang yang suka
memusuhi pendapat orang lain.” (HR.Bukhari hadis nomor 2457 dan Muslim
hadis nomor 2668).
Jika
seorang merasa mampu mendebat pendapat orang lain jika pendapatnya
benar, maka sebaiknya ia bersikap diam saja karena hal itu lebih selamat
daripada berdebat yang tidak ada faedahnya.
Karena
seorang yang pendapatnya dibantah, maka ia akan sakit hati dan
adakalanya ia akan mencaci maki si pendebatnya, sampaipun adakalanya
ketika ia shalat, maka ia sibuk memikirkan cara mendebat lawannya.
Imam
ath-Thabrani ra meriwayatkan bahwa Hani' menyebutkan sebuah hadis
dengan isnad jagyid, bahwa Baginda Rasulullah saw bersabda:
يوجب الجنة إطعام الطعام وحسن الكلام
Artinya: "Akan dimasukkan ke dalam surga seorang yang selalu memberi makan
kepada orang lain dan ia selalu bertutur kata yang baik kepada orang
lain.” (HR. al-Haitami dalam musnadnya juz 5, halaman 29).
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
وقولوا للناس حسنا
Artinya : “Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”(.Qs al-Baqarah ayat: 83).
Baginda Rasulullah saw bersabda:
ان فى الجنة لغرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدهاالله تعالى لمن اطعم الطعام والأن الكلام
Artlnya :“Di dalam surga ada salah satu kamar yang bagian luarnya dapat
dilihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari
bagian dalamnya. Kamar itu disediakan oleh Allah swt bagi seorang yang
suka memberi makan dan suka bertutur kata yang manis.” (HR.at-Tirmidzi
hadis nomor 1984 dan Ahmad hadis nomor 6615).
Diriwayatkan bahwa Nabi Allah Isa as pernah bertemu dengan seekor babi dan ia berkata: 'Lewatilah ia tanpa mengganggunya.’
Lalu
salah seorang dari pengikutnya berkata kepada Nabi Allah Isa as: 'Wahai
ruh Allah, mengapa engkau menyuruh kami melewati babi begitu saja?‘
Kemudian Nabi Allah Isa as berkata: 'Karena aku tidak membiasakan lisanku mengatakan ucapan yang buruk.‘
Dalam hal ini, Baginda Nabi saw bersabda:
الكلمة الطيبة صدقة
Artinya: “Tutur kata yang baik itu merupakan suatu sedekah.” (HR. Muslim hadis nomor 1009).
Berbicara dengan dibuat-buat
Dalam hal ini, Baginda Nabi Muhammad saw bersabda :
ان ابغضكم الى الله وابعدكم منى مجلسا الثرثارون المتفيهقون المتشدقون
Artinya:
“Seorang yang dibenci oleh Allah swt dan seorang yang sangat jauh
denganku, majelisnya adalah seorang yang suka menirukan pembicaraan
orang-orang lain dan mempersulit pembicaraan, sehingga sulit dimengerti
oleh orang lain pembicaraan yang dibuat-buat.” (HR. Ahmad hadis nomor
17732 dan at-Tirmidzi hadis nomor 2018).
Dalam hadis lainnya, Baginda Nabi Muhammad saw bersabda:
الا هلك المتنطعون ثلاث مرات
Artinya: "Akan binasa orang yang selalu mempersulit pembicaraannya, sehingga sulit dimengerti oleh orang lain.” (HR. Muslim hadis nomor 2670)
Karya Ulama Dunia: Al-'Allamah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz|Diterjemahkan oleh :Yunus bin Ali Al-Muhdhor
Post a Comment for "Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz: Bahaya Lisan dan Keutamaan Diam"