Ngaji Kitab Aqidatul Awam (2)

ILUSTRASI
قال المؤلف رحمه الله تعالى :
ارسل انبيا ذوي فطانة # بالصدق والتبليغ والامانة
"Allah mengutus para Nabi yang memiliki sifat fathonah, begitu juga sifat Shidq, tabligh dan amanah".

As Syaikh Ahmad al Marzuki menjelaskan tentang sifat wajib bagi para Nabi yang kedua, yaitu:
Shidq (jujur). Artinya seluruh para Nabi itu jujur, tidak ada seorangpun nabi yang pernah berbohong, baik sebelum diangkat menjadi Nabi atau setelah diangkat menjadi Nabi.

Secara akal, seandainya ada seorang nabi yang pernah berbohong, pasti umatnya akan mendustakan dan tidak akan menerima dakwahnya.

Waspadalah terhadap cerita yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim pernah berbohong sebanyak tiga kali.

Keyakinan ini didasarkan pada hadits Rasulullah shallallahu alaihi:

لم يكذب إبراهيم النبي عليه السلام، قط إلا ثلاث كذَبات، ثنتين في ذات الله: قوله: {إِنِّي سَقِيمٌ} [الصافات: 89]، وقوله: {بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا} [الأنبياء: 63]، وواحدة في شأن سارة

Para ulama menjelaskan hadits di atas dengan dua penjelasan:
1.Sebagian ulama menyebut hadits tersebut adalah hadits dloif yang tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dalam aqidah.
2.Sebagian ulama mentakwilkan hadits tersebut dengan: Nabi Ibrahim tidak mengucapkan perkataan yang dzahirnya bohong kecuali tiga kali.

Adapun makna tiga perkataan nabi Ibrahim adalah sebagai berikut:
3.Perkataan nabi Ibrahim bahwa yang menghancurkan berhala-berhala yang kecil adalah berhala yang besar, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an:

قَالَ بَلۡ فَعَلَهُۥ كَبِیرُهُمۡ هَـٰذَا فَسۡـَٔلُوهُمۡ إِن كَانُوا۟ یَنطِقُونَ
(Surat Al-Anbiya' 63)

"Nabi Ibrahim berkata, yang melakukannya adalah berhala yang besar ini, bertanyalah kalian kepada mereka jika mereka bisa berbicara".

Perkataan nabi Ibrahim ini bukan bohong, para ulama telah menjelaskan bahwa perkataan nabi Ibrahim ini adalah majaz, beliau menyandarkan perbuatan menghancurkan berhala-berhala yang kecil pada penyebab penghancuran tersebut, yaitu berhala yang besar yang disembah, diagungkan dan hias-hias oleh orang-orang musyrik.
Nabi Ibrahim menyandarkan perbuatan menghancurkan berhala pada berhala yang besar bertujuan untuk menghina berhala tersebut dengan dalil perkataan nabi Ibrahim selanjutnya: "bertanyalah pada mereka (berhala-berhala yang besar) jika mereka bisa bicara".

Nabi Ibrahim juga bertujuan untuk berhujjah di hadapan Namrud bahwa berhala tidak layak disembah karena dia tidak bisa berbicara, apalagi menciptakan manfaat dan madlorrot.

Perkataan nabi Ibrahim ini seperti perkataan:
بنى الأمير القصر
"Raja itu telah membangun istana"

Perkataan ini bukan bohong, meskipun secara lahiriyah Raja sama sekali secara langsung tidak membangun istana, tetapi karena Raja yang menyebabkan terbangunnya istana, karena dia yang telah memerintahkan untuk membangunnya. Maka perbuatan membangun disandarkan pada penyebabnya.

Perkataan nabi Ibrahim "aku sakit" ketika diajak ayahnya yang bernama Azar untuk menyembah selain Allah dalam ritual hari raya orang-orang musyrik, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an: قَالَ إِنِّی سَقِیمࣱ
[Surat Ash-Shaffat 89]

Perkataan ini bukan bohong, sebagian ulama menjelaskan bahwa maksud dari nabi Ibrahim adalah:
اني سقيم سقم الموت
"Aku pasti akan sakit ketika mati".

Karena setiap orang memang pasti akan sakit minimal ketika sakaratul maut.

Perkataan nabi Ibrahim tentang istrinya Sarah, ketika ditanya oleh raja Mesir yang dzalim:
هذه اختي
"ini saudara perempuanku"
Perkataan ini bukan bohong, maksud dari Nabi Ibrahim adalah:
هذه اختي في الاسلام
"ini adalah saudara perempuanku dalam Islam".

Karena memang orang Islam dengan orang Islam lainnya itu bersaudara. Allah ta'ala berfirman:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةࣱ
(Surat Al-Hujurat 10)
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara".

والله أعلم بالصواب

Post a Comment for "Ngaji Kitab Aqidatul Awam (2)"