|
ILUSTRASI |
Plt. Kepala Dinas kesehatan Kota Bogor
Sri Nowo Retno yang ditunjuk Wali Kota Bogor sebagai Juru
Bicara Pemkot untuk Penanganan Covid-19 menyampaikan perkembangan
terbaru antisipasi virus Corona di kota hujan sepanjang Jumat
(13/3/2020).
Retno menyatakan, sampai saat ini belum
ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor. Bahkan, 20 warga
yang berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebagian besar
dinyatakan negatif Covid-19.
“Per tanggal 13 Maret 2020, orang dengan
pemantauan (ODP) tetap 20, 17 diantaranya selesai (dinyatakan sehat
setelah melewati masa inkubasi 14 hari). Tiga orang lainnya masih
pemantauan. Hari ini kebetulan hari terakhir pemantauan. Kalau hari ini
sudah sehat, berarti besok sudah bebas dan dianggap sudah selesai,”
ungkap Retno dilansir humas pemkot bogor.
“PDP (Pasien dalam Pengawasan) sempat
ada satu, kasus yang di bulan Januari. Tapi itu juga sudah selesai.
Waktu itu kita rujuk ke RSPI, hasil lab swap negatif, pasien sudah
pulang dalam kondisi sehat. Artinya sudah selesai,” tambahnya.
Sementara itu, terkait perkembangan
informasi yang menyebutkan seorang pasien positif corona yang meninggal
dunia di RS Moewardi Solo punya riwayat menghadiri salah satu seminar di
Bogor, Retno mengaku masih berkoordinasi dengan pihak RS dan Dinkes
Solo untuk menelusuri.
“Terkait berita itu, kami sudah baca di
media juga. Jadi ada satu pasien yang katanya terkonfirmasi positif di
RS Moewardi Solo yang sebelumnya ada riwayat seminar di Bogor. Kita
sedang mencoba menghubungi RS tersebut dan Dinkes di sana,” terang
Retno.
Sejauh ini, dia mengaku
masih kesulitan untuk mendapatkan identitas dan data pasien tersebut.
“Karena ada yang sifatnya konfidensial, terkait membuka status data
identitas pasien itu kita agak kesulitan. Untuk membuka data pasien itu
memang sulit. Kenapa sampai sekarang kita belum mengkonfirmasi apakah
ini betul? Kita ingin tahu apakah penderita ini sebelumnya ada riwayat
di Bogor? ataukah dia warga Bogor? ataukah dia pernah berkegiatan di
mana saja di Kota Bogor?,” jelasnya.
“Itu yang kita masih telusur sampai saat
ini belum mendapatkan jawaban yang pasti. Ini menyangkut konfidensial
dari pasien. Di dalam kode etik dan sumpah jabatan di kedokteran memang
tidak boleh membuka identitas pasien apalagi diagnosa. Kita terus
mencoba berkomunikasi dengan pihak RS di sana,” tuturnya.
Jika sudah dapat detail informasinya,
Dinkes Kota Bogor akan melakukan penelusuran terkait lokasi kegiatan,
pesertanya siapa saja, dan lain-lain. “Ketika kita dapat informasi
pasti, pasti bisa ditelusuri. Kapan, siapa saja yang terlibat dalam
seminar itu, baru bisa kita tracking. Kalau sampai sini belum bisa
menginformasikan itu,” pungkas Retno. (alfa).
Post a Comment for "Dinkes Kota Bogor Pantau 3 Warga Berstatus ODP"