BRNews.id - Karena dinilai memiliki kepedulian lebih dalam
melestarikan budaya dan adat istiadat serta karifan lokal khususnya adat
jawa, Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru bersama dengan sang istri
Hj Febrita Lustia dan putri sulungnya Hj Percha Leanpuri mendapatkan gelar atau pangkat dari Kasunanan
Keraton Surakarta Hadiningrat dilakukan dalam upacara adat keraton yang
langsung diberikan oleh Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan
Pakubuwono XIII, bertempat di Keraton Solo, Jawa Tengah, Ahad malam (31/3).
Sementara,
Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIII kepada
para penerima gelar dari Keraton Solo berharap untuk dapat setia pada
Kasunanan Keraton Surakarta Hadiningrat. (Cak Amir).
Adapun
gelar adat keraton yang disematkan pada Gubernur Sumsel H Herman Deru
tersebut Kanjeng Raden Aryo Tumenggung Herman Deru Notonegoro. Sementara
Ketua TP PKK Sumsel Febrita Lustia mendapatkan sesebutan/gelar pangkat
Kanjeng Mas Tumenggung Febrita Lustia. Sedangkan Duta Literasi Sumsel
Percha Leanpuri memperoleh sesebutan/gelar pangkat Nyimas Tumenggung
Percha Leanpuri.
Dijumpai
usai menerima pemberian sesebutan/gelar pangkat dari Sampeyandalem
Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIII tersebut, Herman Deru
mengatakan gelar adat yang diterimanya tersebut memiliki arti
tersendiri baik secara pribadi maupun sebagai Gubernur, juga bagi
seluruh warga Sumatera Selatan.
"Gelar
adat ini adalah salah satu implementasi dari apa yang sering saya
sampaikan saat kunjungan kerja ke daerah-daerah untuk tetap
mempertahankan kearifan lokal di tengah derasnya arus modernisasi
masuknya budaya luar," ungkap mantan Bupati OKU Timur dua periode itu.
Menurut Gubernur yang kini sudah resmi menyandang
gelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung Herman Deru Notonegoro tersebut,
setidaknya harus ada upaya nyata yang mesti dilakukan dalam melestarikan
dan mempertahankan kearifan lokal. Diantaranyan dengan menghormati dan
mengikuti kearifan lokal yang ada di suatu daerah.
Dirinya sebagai
pemipimpin berupaya memberikan contoh atau teladan yang baik bagi semua
warga Sumsel yang terdiri atas berbagai agama, suku, budaya dan adat
istiadat yang berbeda. Namun tetap solid dan rukun dalam bingkai NKRI
yakni Bhenika Tunggal Ika. Bahkan sebelumnya Herman Deru mengaku gelar
dari Keton Solo juga pernah didapatkannyw pada tahun 2011 silam saat
masih menjabat sebagai Bupati OKU Timur.
"Bagaimanapun
Sumsel juga memiliki penduduk asal pulau Jawa lebih kurang 40 persen.
Meskipun saya bukan orang Jawa, saya belajar tentang adat istiadat dan
bahasa Jawa," tegas Mantan Bupati OKU Timur dua Periode ini.
Menurutnya
dengan mempelajari adat istiadat dan bahasa Jawa, dapat mempererat tali
silaturahmi, sekaligus dapat saling mengisi diantara warga Sumsel asal
Jawa untuk dapat belajar serta adat istiadat dan budaya suku-suku lain
di Sumatera Selatan, seperti adat dan bahasa Komering, Ogan, Lematang
atau Daerah Musi.
Herman Deru juga mengakui bukan hannya gelar adat jawa yang telah diterimanya namun juga penghargaan gelar adat dari warga Batak.
"Penghargaan tersebut merupakan kehormatan tersendiri bagi saya, sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI," tandasnya.
Pada
pemberian sesebutan/gelar pangkat yang berlangsung di Keraton Solo
kemarin, juga ada sejumlah tokoh yang mendapatkan gelar diantaranya
Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi dengan gelar Kanjeng Raden
Tumenggung selain itu Wakil Gubernur Sumatera Utara, Bupati Purworejo,
Bupati Bangkalan, Bupati Pamekasan, Wakil Bupati Singingi, dan Wakil
Bupati Sintang.
Post a Comment for "Ayomi Warga Jawa, GubSumsel Dianugerahi Gelar Kasunanan Keraton Surakarta Hadiningrat"