Hindari Penipuan, Ketua MPR RI Ingatkan Masyarakat Berhati-hati Pilih Jasa Asuransi

Korban asuran bertemu Ketua MPR Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI sekaligus Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia Bambang Soesatyo mengingatkan masyarakat agar lebih hati-hati dalam memilih  jasa asuransi. 

Dengan kehati-hatian,  bisa terhindar dari berbagai kesulitan klaim, maupun terhindar dari berbagai modus lainnya yang menjurus kepada missinformasi atau bahkan menjurus kepada penipuan. Bamsoet juga mendorong pelaku industri asuransi untuk membangun kemitraan yang sehat dengan para nasabahnya.

Karena itu, katanya melanjutkan, dalam menawarkan produk asuransi, baik dalam hal kesehatan, jiwa, pendidikan, dan lain sebagainya, agen asuransi tidak boleh memberikan janji-janji manis. 

"Pelaku usaha industri asuransi harus mendidik agennya agar mampu memberikan penjelasan yang terang benderang kepada calon nasabah terkait isi polis, cara kerja, dan resiko yang ditanggungnya. Sehingga bisa menghindari terjadinya kesalahpahaman dan sengketa di kemudian hari," ujar Bamsoet usai menerima beberapa korban asuransi, di Jakarta, Selasa (9/5/2022).

Turut hadir antara lain, Irvan Matius yang menjadi salah satu korban gagal klaim asuransi, Desyana selaku penasihat hukum Gunawan yang juga merupakan  salah satu korban gagal klaim asuransi.

Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, jika sampai terjadi sengketa, justru industri asuransi yang terkena dampaknya. Karena dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap asuransi. Jika tidak bisa diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan, maka sengketa harus diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku.

"Apapun keputusan hukum yang telah dikeluarkan pengadilan, wajib dihormati dan dijalankan oleh nasabah maupun pelaku usaha asuransi. Pengingkaran terhadap keputusan hukum sama saja dengan mengingkari keberadaan negara," jelas Bamsoet dalam keterangan tertulisnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar  ini menekankan, pada hakikatnya kehadiran industri asuransi adalah sebagai wahana berbagai resiko (risk sharing). Sehingga masyarakat dapat mengalihkan beban resiko yang ditanggungnya kepada lembaga asuransi melalui premi yang rutin dibayarkan secara berkala.

"Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat jumlah kepemilikan polis asuransi meningkat 17,4 persen dan pertumbuhan jumlah tertanggung mencapai 18,1 persen menjadi 75,45 juta orang. Tingginya minat masyarakat ini tidak boleh disalahgunakan oleh pelaku industri asuransi," pungkas Bamsoet. (rls|ulul)

Subscribe to receive free email updates: