TAFSIR: Surah Al-Hujurat Ayat 13, Perintah Saling Mengenal dan Memahami
Tafsir surah Al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan kepada manusia bahwa Dia telah menciptakan mereka dari diri yang satu dan darinya Allah menciptakan istrinya, yaitu Adam dan Hawa, kemudian Dia menjadikan mereka berbangsa-bangsa. Pengertian bangsa dalam bahasa Arab adalah sya 'bun yang artinya lebih besar daripada kabilah, sesudah kabilah terdapat tingkatan-tingkatan lainnya yang lebih kecil seperti fasa-il (puak), 'asya-ir (Bani), 'ama-ir, Afkhad, dan lain sebagainya.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan syu'ub ialah kabilah-kabilah yang non-Arab. Sedangkan yang dimaksud dengan kabilah-kabilah ialah khusus untuk bangsa Arab, seperti halnya kabilah Bani Israil disebut Asbat. Keterangan mengenai hal ini telah kami jabarkan dalam mukadimah terpisah yang sengaja kami himpun di dalam kitab Al-Asybah karya Abu Umar ibnu Abdul Bar, juga dalam mukadimah kitab yang berjudul Al-Qasdu wal Umam fi Ma'rifati Ansabil Arab wal 'Ajam.
Pada garis besarnya semua manusia bila ditinjau dari unsur kejadiannya —yaitu tanah liat— sampai dengan Adam dan Hawa 'alaihissalam sama saja. Sesungguhnya perbedaan keutamaan di antara mereka karena perkara agama, yaitu ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah sesudah melarang perbuatan menggunjing dan menghina orang lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman mengingatkan mereka, bahwa mereka adalah manusia yang mempunyai martabat yang sama:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Agar mereka saling mengenal di antara sesamanya, masing-masing dinisbatkan kepada kabilah (suku atau bangsa)nya.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: supaya kamu saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13) Seperti disebutkan si Fulan bin Fulan dari kabilah anu atau bangsa anu.
Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa orang-orang Himyar menisbatkan dirinya kepada sukunya masing-masing, dan orang-orang Arab Hijaz menisbatkan dirinya kepada kabilahnya masing-masing.
قَالَ أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عِيسَى الثَّقَفِيِّ، عَنْ يَزِيدَ -مَوْلَى الْمُنْبَعِثِ-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ؛ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ، مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ، مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ".
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Abdul Malik ibnu Isa As-Saqafi, dari Yazid Mula Al-Munba'is, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam yang telah bersabda: Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk mempererat silaturahmi (hubungan keluarga) kalian, karena sesungguhnya silaturahmi itu menanamkan rasa cinta kepada kekeluargaan, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, ia tidak mengenalnya melainkan hanya melalui jalur ini.
********
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat: 13)
Yakni
sesungguhnya kalian berbeda-beda dalam keutamaan di sisi Allah hanyalah
dengan ketakwaan, bukan karena keturunan dan kedudukan. Sehubungan
dengan hal ini banyak hadis Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam yang
menerangkannya.
قَالَ الْبُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ
سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النَّاسِ أَكْرَمُ؟
قَالَ: "أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ" قَالُوا: لَيْسَ عَنْ
هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ،
ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ، ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ". قَالُوا: لَيْسَ عَنْ
هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِي؟ "
قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: "فَخِيَارُكُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ
فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا"
Imam Bukhari mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah menceritakan kepada
kami Abdah, dari Ubaidillah, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id Radhiyallahu
Anhu, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam pernah ditanya mengenai orang yang paling
mulia, siapakah dia sesungguhnya? Maka Rasulullah Shalallahu'alaihi
Wasallam menjawab: Orang yang paling mulia di antara mereka di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa. Mereka mengatakan, "Bukan itu
yang kami maksudkan." Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
Orang yang paling mulia ialah Yusuf Nabi Allah, putra Nabi Allah dan
juga cucu Nabi Allah, yaitu kekasih Allah. Mereka mengatakan, "Bukan itu
yang kami maksudkan." Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam balik
bertanya, "Kamu maksudkan adalah tentang kemuliaan yang ada di kalangan
orang-orang Arab?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Orang-orang yang terhormat dari
kalian di masa Jahiliah adalah juga orang-orang yang terhormat dari
kalian di masa Islam jika mereka mendalami agamanya.
Imam Bukhari
meriwayatkan hadis ini bukan hanya pada satu tempat melainkan melalui
berbagai jalur dari Abdah ibnu Sulaiman. Imam Nasai meriwayatkannya di
datem kitab tafsir, dari Ubaidah ibnu Umar Al-Umari dengan sanad yang
sama.
Hadis lain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، عَنِ
الْحَارِثِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ
عَامِرٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّ أَنْسَابَكُمْ هَذِهِ لَيْسَتْ بِمِسَبَّةٍ عَلَى أَحَدٍ، كُلُّكُمْ
بنو آدم طَفَّ الصاع لم يملؤه، لَيْسَ لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ
إِلَّا بِدِينٍ وَتَقْوًى، وَكَفَى بِالرَّجُلِ أَنْ يَكُونَ بَذِيّا
بَخِيلًا فَاحِشًا".
Imam Ahmad mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada
kam, Ibnu Lahi’ah, dari Al-Haris ibnu Yazid, dari Ali ibnu Rabah, dari
Uqbah ibnu Amr ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda. Sesungguhnya nasab kalian
ini bukanlah (sarana) untuk merendahkan siapa pun. Kamu sekalian adalah
anak-anak Adam yang mempunyai martabat yang sama tiada bagi seseorang
keutamaan atas yang lainnya kecuali dengan agama dan takwa. Cukuplah
(keburukan) bagi seseorang bila dia menjadi orang yang tercela, kikir,
lagi buruk kata-katanya.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Yunus,
dari Ibnu Wahb dari Ibnu Lahi'ah dengan sanad yang sama, yang bunyi
teksnya seperti berikut:
"النَّاسُ لِآدَمَ وَحَوَّاءَ، طَفَّ
الصَّاعُ لَمْ يَمْلَئُوه، إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْأَلُكُمْ عَنْ
أَحِسَابِكُمْ وَلَا عَنْ أَنْسَابِكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عند الله أتقاكم".
Manusia itu berasal dari Adam dan
Hawa mempunyai martabat yang sama. Sesungguhnya Allah tidak menanyai
kedudukan kalian dan tidak pula nasab kalian di hari kiamat nanti.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa.
Tetapi teks hadis ini tidak terdapat di dalam keenam kitab Sittah melalui jalur ini.
*******
إِنَّيرٌ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِ
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Yakni
Dia Maha Mengetahui kalian dan Maha Mengenal semua urusan kalian, maka
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya, merahmati siapa yang dikehendaki-Nya dan
mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, serta mengutamakan siapa yang
dikehendaki-Nya atas siapa yang dikehendakinya. Dia Mahabijaksana, Maha
Mengetahui, lagi Maha Mengenal dalam semuanya itu.
Ada sebagian
ulama yang dengan berdasarkan ayat yang mulia ini berpendapat bahwa
kafa'ah (sepadan) dalam masalah nikah bukan merupakan syarat, dan tiada
syarat dalam pernikahan kecuali hanya agama, karena firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat: 13)
Sedangkan
sebagian ulama lainnya berpegangan kepada dalil-dalil lain yang
keterangannya secara rinci disebutkan di dalam kitab-kitab fiqih, kami
telah mengutarakan sebagian darinya di dalam Kitabul Ahkam.
Imam
Tabrani telah meriwayatkan dari Abdur Rahman, bahwa ia telah mendengar
seorang lelaki dari kalangan Bani Hasyim mengatakan, "Aku adalah orang
yang paling utama terhadap Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam" Maka
orang lain mengatakan, "Aku lebih utama terhadapnya daripadamu, karena
aku memiliki hubungan dengannya."
#Tafsir Ibnu Katsir