Nusron Wahid: Yang Sudutkan Gus Yahya Dengan Isu Kader HMI Vs PMII Orang Lagi Bingung

Gus Yahya
Mantan Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusron Wahid menyatakan dukungan terhadap Khatib Aam Syuriah KH Yahya Staquf sebagai kandidat ketua umum PBNU pada Muktamar ke 34 di Lampung, Desember mendtang. 

“Doakan saja. Insya’ Allah….,” ungkap Nusron Wahid via WA, Selasa, (5/10/21), menanggapi dukungan yang terus bergulir.

Misalnya, dukungan dan restu disampaikan oleh sejumlah kiai sepuh dalam pertemuan di Pondok Pesantren Sidogiri (Pasuruan), Peloso dan Lirboyo, terhadap pencalonan Gus Yahya untuk menggantikan Ketum KH Said Aqil Siradj pada Masa Lampung.

Dia tetap optimistis meski ada upaya menyudutkan Gus Yahya dari kubu Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan mengangkat isu PMII versus HMI menjelang muktamar.

Bahkan dia mengatakan yang mengangkat isu PMII versus HMI itu adalah kubu orang yang sedang bingung karena tidak mendapat dukungan.

“Yaa biarin sajaa. Namanya juga lagi bingung,”ujar Nusron.

Seperti diketahui Gus Yahya adalah kader NU tulen, sehingga dipercaya Muktamar Jombang menjadi Katib Aam periode ini mendampingi Rais Aam KH Miftahul Ahyar hingga saat ini.

Sebelumnya, Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah PBNU) Periode 2010-2015

KH Imam Jazuli, Lc.MA, dalam tulisan di Tribunnews (5/10/2021) menulis, Bulan Desember 202I, warga Nahdliyyin memiliki hajatan besar, yaitu Muktamar NU yang ke-34 di Lampung.

Momentum ini menjadikan warga Nahdliyyin umumnya untuk mencari ketua umum yang betul-betul visioner ke depan. Lebih dari itu, muktamar akan menjadi hajatan kaum akademisi dan intelektual NU dari kalangan muda, antara lain kelompok mahasiswa. Para mahasiswa bersama PBNU akan menentukan langkah awal kebangsaan di masa depan.

Mahasiswa yang cukup populer dan memiliki sejarah perjuangan panjang antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dua organisasi ini sekarang sedang memiliki jagoan masing-masing, antara lain Muhaimin Iskandar (PMII) versus Yahya Cholil Staquf (HMI).

Dengan begitu, Muktamar NU ke-34 di Lampung akan menjadi medan tempur para pendukung Cak Imin dan Gus Yahya; siapa yang akan keluar jadi pemenang, sulit diprediksi. Apakah politisi ulung sekaliber Cak Imin, atau intelektual yang moncer di kelas internasional Gus Yahya, pengasuh Pesantren di Rembang, Jawa Tengah.

Menurutnya, di masa depan, tanggung jawab yang diemban PBNU tidak ringan. Setidaknya ada dua ranah garapan yang berbeda; level domestik dan level global. Di tingkat domestik, Nahdliyyin diharapkan berkontribusi pada pemenuhan hajat nasional dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Di tingkat global, Nahdliyyin dibutgban dunia yang kompleks dan multidimensional.

Dikatakan, keluarga besar PMII dengan mendukung kader terbaik mereka menjadi Ketua Umum PBNU di masa depan akan lebih mudah mengakses jalur-jalur pengabdiannya, baik di tingkat domestik maupun global. Ada banyak sekali kader-kader terbaik PMII yang pantas duduk menjadi Ketum PBNU, selain Muhaimin Iskandar, ada juga yang lain seperti: Nusron Wahid, Ali Masykur Musa dan lainnya yang tidak bisa satu persatu disebut di sini.

Nama-nama figur besar publik di atas masuk ke dalam radar poling calon ketua umum PBNU. Ini artinya, banyak kader terbaik PMII dinilai menjadi harapan besar warga Nahdliyyin untuk menakhodai NU di masa depan.

Dengan mendukung kader terbaiknya maju ke bursa Ketum, maka JNEPMII tidak saja terhubung dengan PBNU secara ideologis melainkan juga secara jaringan sosial (social networking). (rls|alfa)

Subscribe to receive free email updates: