Keberangkatn Menag Ke Saudi Untuk Urusan Umrah Masih Tunggu Izin Presiden

Menteri Agama (Menag) Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dijadwalkan akan berkunjung ke Saudi dalam waktu dekat. Keberangkatan Menag tinggal menunggu izin dari Presiden RI, Joko Widodo.

"Mudah-mudahan izin dari Presiden sudah clear. Ini beberapa kali memang sempat tertunda," ujar Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), Nur Arifin, kepada Republika, Rabu (6/10/2021).

Rencana keberngkatan Menag Yaqut ke Saudi disokong Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj. Menag  harus cepat memanfaatkan momentum turunnya kasus Covid-19 di Indonesia untuk melobi pemerintah Arab Saudi, terkait umrah.

"Mestinya perlu bertindak lebih cepat dan gesit menyikapi hal ini," kata Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/10/2021).

Mustolih yang juga Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ini menyarankan, Menteri Agama Yaqut tidak perlu harus menunggu akhir tahun untuk melobi pihak Arab Saudi. 

Karena kondisi saat ini adalah momentum terbaik untuk memberikan fakta melobi kerajaaan, serta meyakinkan Yang Mulia khadimul haramain (penjaga dua tanah haram) Raa Arab Saudi.

Mustolih mengatakan, yang harus diperhatikan betul oleh pemerintah, bahwa persoalan pemberangkatan umrah ini setidaknya memiliki tiga dimensi penting diantaranya: 

Pertama, umroh merupakan murni aspirasi ummat Islam yang menjadi tanggungjawab Menteri Agama. Jutaan umat Islam sangat berharap akan peran pemerintah melakukan berbagai upaya agar bisa melakukan ibadah ke haramain sebagai pengejewantahan dari hak dasar warga negara yang dilindungi dan dijamin konstitusi.  

Kedua, penyelenggaraan ibadah umroh sebagai bagian dari pemulihan ekonomi di sektor wisata religi. Dari kurang lebih seribu PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) yang resmi terdaftar kondisi mereka sudah sangat berat dan tertekan bahkan tidak sedikit yang sudah tutup.

"Maka dengan perjalanan umrah dibuka akan bisa menjadi jalan awal sektor ini bergeliat," katanya.

Ketiga, jika umroh kembali bisa berjalan akan menjadi bukti di pentas internasional bahwa Indonesia sudah mampu mengendalikan Covid-19 dan bisa bangkit dari krisis kesehatan serta dapat mengalahkan negara-negara yang lebih kuat. 

Tiga hal itu, menurutnya, seharusnya menjadi visi dan target pemerintah dalam memendang persoalan umrah sehingga lebih serius lagi berupaya meyakinkan otoritas Arab Saudi sebagai negara tujuan.

"Terlebih Arab Saudi sendiri memiliki kepentingan dan ketergantungan pada Indonesia sebagai negara pengirim jemaah umrah terbesar yang memeliki efek domino terhadap perekonomian negara teluk tersebut," katanya. (rol|ulul|alfa)

 

Subscribe to receive free email updates: