Kearifan Budaya Lokal dan Cirebonoloy
Kearifan lokal ini akan dimplementasikan dalam nilai-nilai Moderasi
Beragama. Matakuliah tersebut diberi nama Cirebonology. "Cirebonology itu ilmu tentang ke-Cirebon-an," kata Sumanta Hasyim yang dilansir Humas Kemenag, Jum'at (24/9/2021).
"Rumah Moderasi Beragama (MB) di IAIN Syekh Nurjati sudah lama
keberadaannya. Uniknya, dilaunching oleh dua Menteri Agama, yakni Menag
LHS dan Menag Fachrur Razi," tambah Sumanta.
Sumanta Hasyim menjelaskan bahwa rumah MB ini didirikan untuk membawa
misi, bahwa ajaran-ajaran Islam itu adalah untuk menampilkan wajah
kerahaman, rahmatan lil alamin, dan menjunjung kearifan lokal.
"Dalam mengusung budaya lokal, kita sudah banyak melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait, semisal kerjasama dengan Kraton Yogyakarta,
para budayawan, dan lainnya," kata Sumanta.
Bahkan, lanjut Sumanta, pada 25 September 2021 akan diadakan dialog
budaya dan agama dalam konteks menggali dan mengupas tradisi lokal yang
mencerminkan nilai-nilai kerukunan di tengah masyarakat.
Diungkapkannya, bahwa adab itu tidak terpisahkan dari nilai
tradisi-tradisi yang baik. Misal, kebiasaan masyarakat Cirebon dalam
memuliakan tamu. Dan itu juga dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Saw.
"Tradisi di masyarakat Cirebon, contohnya, tidak afdol jika menjamu tamu
tanpa kepala kambing. Namun, tradisi ini juga tergantung budaya yang
berkembang di daerah masing-masing," jelas Sumanta.
Bagi Sumanta, disinilah pentingnya, para akademisi di lembaga-lembaga
pendidikan, utamanya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, untuk terus
mensyiarkan bahwa kearifan lokal itu sebagai khasanah yang perlu
dilestarikan.
"Di Cirebon ini, kaya akan tradisi lokal. Contohnya, Azan tujuh orang.
Tradisi ini dilakukan untuk menolak bala. Dulu ada pandemi yang melanda
masyarakat Cirebon, untuk meredam pandemi ini dilakukan azan 7 orang,"
cerita Sumanta.
Ada juga tradisi Panjang jimat.
IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
terus berusaha untuk menampilkan ke publik atas warisan-warisan Kraton,
selain sebagai wahana untuk melestarikan budaya. Dan masih banyak lagi
tradisi budaya yang perlu digali dan diungkit serta diangkat.
"Hal demikian ini, bisa nantinya didapatkan di Pusat Cirebon Corner,
Perpustakaan di kampus pusat IAIN Syekh Nurjati," tutup Sumanta. (kmg|ulul)