Gubernur Khofifah: Jawa Timur Harus Bisa Turunkan Angka Pernikahan Usia Dini

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, semua pihak berkomitmen bagaimana provinsi Jawa Timur ini bisa menurunkan angka pernikahan usia dini. 

Gubernur Khofifah saat penyerahan penghargaan K3 (Foto Diskominfo Jatim)

Hal itu disampaikan Gubernur Khofifah saat penyerahan penghargaan K3 (Pembina K3, Zero Accident, Sistem Manajemen K3 (SMK3), dan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2HIV/AIDS) Tahun 2021  & Workshop dan Penandatanganan Pakta Integritas Pencegahan Perkawinan Anak, Selasa (6/4/2021)   

"Kabupaten Sampang adalah daerah dengan angka dispensasi nikah terendah di Jatim," kata Khofifah seperti dilansir situs Prov Jatim.  

Khofifah menjelaskan, selama ini identifikasi kemiskinan itu tercermin dengan angka pernikahan dini tinggi, tetapi persepsi yang selama ini sudah melekat dapat dibantah oleh pengadilan agama kabupaten Sampang, sehingga kabupaten Sampang yang angka kemiskinan masih  tertinggi di Jawa Timur namun dispensasi nikah malah terendah.  

Khofifah juga menceritakan semasa dirinya mengandung anak keempat,  Gus Dur yang saat itu sedang menjabat sebagai Presiden RI  memintanya untuk menjadi kepala BKKBN Pusat.

"Saya hamil anak keempat, Gus. Bagaimana saya menjelaskannya, saya ingat waktu itu Gus Dur menjawab sekarang yang penting adalah bagaimana membangun ketahanan keluarga," kenangnya. 

Gus Dur menjelaskan pasangan yang tidak memiliki keturunan atau pasangan dengan satu orang anak tidak dijamin bahwa mereka tidak bercerai.

"Yang terpenting itu adalah menjaga ketahanan keluarga dan membentuk keluarga yang berkualitas," ungkapnya.

Di Jatim, sambung Khofifah, Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten dengan ketahanan keluarga tertinggi. Untuk itu, diharapkan kabupeten Pasuruan bisa menjadi model di Jatim. (ulul) 

#http://jatimprov.go.id/read/berita-pengumuman/gubernur-khofifah-semua-pihak-harus-punya-komitmen-jawa-timur-bisa-turunkan-angka-pernikahan-usia-dini

Subscribe to receive free email updates: