Daarul Qur’an Siapkan Santri Program Wali Asuh Jadi Pendakwah


Foto BogorOnline

Ratusan santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus berkumpul bersama dengan wali asuh untuk mengikuti gathering santri dan tabligh akbar di Saung Dolken, Cimahpar, Bogor Utara, Kota Bogor pada Ahad (12 /1/2020).

Dalam acara yang digelar Program Pencetak Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an, para santri unjuk kebolehan melantunkan ayat-ayat suci Alquran dihadapan wali asuh mereka. Para penghafal Alquran atau hafiz ini juga tengah dipersiapkan untuk menjadi pendakwah.

Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Bogor, Muhammad Thoriqin mengatakan, acara ini sudah menjadi agenda rutin setiap tahun.

Dalam gathering bertema “Mulia Dunai Akhirat dengan Al-Quran” ini, pihaknya ingin mempertemukan orang tua santri sebagai wali asuh dengan anak asuhnya yang mengenyam pendidikan agama di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus.
“Kita mengajak para wali asuh untuk bertemu langsung dengan anak-anak asuhnya. Karena ada banyak yang belum tahu anak-anak asuhnya, selama ini mereka tahunya dari foto. Tadi banyak sudah bertemu bahkan para santri sudah dianggap seperti anak kandungnya,” kata Thoriqin.

Ia menambahkan, ratusan santri yang hadir dalam acara berasal dari 10 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus, di antaranya Cinagara, Cikarang, Brebes, Tegal, Cikeureteg dan Kadu Dampit. Saat ini, ada sebanyak 302 santri Takhassus setingkat SMA yang mengikuti program wali asuh.

“Program wali asuh diperuntukkan untuk para santri yang memang tidak mampu atau duafa. Tapi mereka siap mengikuti ketentuan yang ada di pesantren Takhassus. Jadi setiap bulannya untuk keperluan santri-santri dari donatur atau wali asuh,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus di Bogor menjadi pelopor pelaksanaan program wali asuh. Untuk itu, program ini selanjutnya akan diduplikasi oleh 10 cabang Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Seperti di Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang, Bandung, Cirebon, Palembang dan Medan. 

“Santri yang dipilih merupakan penghafal Alquran yang tercepat, bahkan ada yang sebelum satu tahun sudah hafal 30 Juz. Setelah mereka lulusan nanti bisa menjadi pendakwah. Seperti dulu misalnya kita membangun rumah Qur’an di wilayah bencana Gunung Merapi dan Sulawesi dengan tujuan untuk mendidik anak-anak di sana,” imbuhnya.

Thariqin juga mengemukakan, bahwa pihaknya memiliki program pesantren penghafal Alquran yang akan dibuka di lima benua sesuai mimpinya Ustad Yusuf Mansur. Sejauh ini, program tersebut telah ada di daerah Gaza, Malaysia, Afrika dan Jepang.

“Di Eropa sendiri, santri lulusan pesantren Takhassus sudah dikirim, salah satunya untuk berdakwah dan menjadi imam mesjid di sana. Dan masih ada mimpi dari Ustad Yusuf Mansur yaitu membangun 100 pesantren di Indonesia,” kata Thariqin kembali.

Kesempatan itu, dirinya meminta juga dukungan kepada Pemerintah Kota Bogor terkait dengan program wali asuh.
“Tadi saya sampaikan ke Kabag Kesra Pemkot Bogor dan beliau tertarik. Beliau akan membicarakan kepada wali kota Bogor, bahwa kita meminta support-nya supaya staff-staffnya dapat mengambil bagian untuk menjadi wali asuh santri-santri,” tuturnya.

Sementara itu, Kabag Kesra Pemkot Bogor, H. Iman mengatakan, pihaknya tertarik dengan program wali asuh bagi para santri penghafal Alquran karena ini merupakan generasi penerus yang harus didukung.

“Saya akan sampaikan ke bapak Wali Kota Bogor, nantinya akan disinergikan dengan program Pemkot Bogor,” katanya. (bgol/ulul).

Subscribe to receive free email updates: