Kamaruddin Amin: Islam Wasathiyah Pondasi Tegaknya NKRI

Foto Kemenag
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa pengembangan Islam Wasathiyah di lembaga pendidikan, khususnya di madrasah dan pesantren menjadi pondasi tegaknya NKRI. Cara beragama yang moderat merupakan warisan Founding Fathers bangsa untuk merawat kebinnekaan. "Praktik Islam Wasathiyah yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan, khususnya madrasah dan pesantren menjadi pondasi bagi tegaknya bangsa ini berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, sebagai warisan dari Founding Fathers," ujar Kamaruddin Amin saat berbicara pada Seminar Internasional tentang Manajemen Pendidikan Madrasah Negara-negara Mabims di Bintaro Tangerang, Rabu (27/11). Lebih lanjut Kamaruddin mengatakan bahwa keberadaan lembaga pendidikan Islam sangat besar perannya dalam membentuk watak beragama umat Islam Indonesia yang moderat, ramah, dan toleran. Jumlah siswa madrasah seluruh Indonesia yang sangat besar, lebih dari 10juta siswa, dengan 1 juta guru yang jumlahnya mungkin sama dengan penduduk Brunei Darussalam, menempati posisi penting untuk merawat kebagamaan.
"Jumlah siswa madrasah sekitar 10 juta dan guru sekitar 1 juta yang lebih besar dari penduduk Brunei, sangat besar pengaruhnya dalam menjaga keberagaman bangsa ini. Selain umat Islam meyakini kebenaran agamanya, juga mereka memahami adanya saudara-saudaranya non muslim yang meyakini kebenaran agama yang dianutnya. Keberadaan mereka sangat penting untuk merawat kebhinnekaan," ujarnya. Mabims adalah forum menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Seminar internasional yang diselenggarakan dalam kerangka kerja sama negara-negara Mabims dihadiri delegasi dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Hadir sebagai peserta sebanyak 40 orang perwakilan dari Kepala Sekolah, pada guru, dan pejabat teknis di Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam. Ketua Panitia, Abdullah Faqih melaporkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan atas tiga alasan utama, yaitu sebagai media tukar pikiran (sharing ideas) antara negara-negara Mabims tentang konsep pengembangan manajemen madrasah, sharing tentang penerapan model Islam Wasathiyah di lembaga pendidikan, dan penerapan best practices pengelolaan madrasah yang dikelola swasta. Kegiatan ini berlangsung tiga hari hingga 29 November 2019. (Kemang/alfa)

Subscribe to receive free email updates: