Indonesia Negara Pertama Kembangkan Wakaf Saham

Fuada Nasar (Kemenag).
Indonesia akan memperluas diversifikasi pengembangan wakaf hingga merambah dunia saham. Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf M. Fuad Nasar mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang mengembangkan wakaf saham. "Indonesia yang pertama, mengembangkan wakaf saham," ujar Fuad Nasar saat menjadi pembicara dalam talkshow Philantropy Islam Di Pasar Modal dan Launching Wakaf Saham, di Menara Imperium Rasuna Said - Jakarta, Kamis lalu (14/11/2019). Launching Wakaf Saham ditandai penandatanganan kerjasama bersama PPPA Daarul Quran dan Samuel Sekuritas Indonesia, masing-masing diwakili oleh M. Anwar Sani selaku Ketua Yayasan PPPA dan pihak direksi  Samuel Sekuritas. “Umat Islam Indonesia sedang bangkit melawan lupa dalam melihat potensi wakaf sebagai kekuatan ekonomi umat yang selama beberapa dekade belakangan terabaikan. Keinginan pemerintah agar Indonesia menjadi pusat keuangan syariah terbesar di dunia, menjadi momentum kebangkitan wakaf kembali,” sambungnya seperti dilansir website Kemenag RI.
Menurut Fuad Nasar, paling sedikit empat modal yang berperan dalam memobilisasi potensi wakaf, terutama wakaf uang dan wakaf saham. Pertama, kerangka regulasi dan fatwa syariah sebagai ruang tumbuh bagi wakaf uang dan wakaf saham serta linkage pengembangannya ke dalam berbagai instrumen keuangan syariah. Kedua, hasil survei yang menempatkan Indonesia menduduki peringkat pertama pasar keuangan syariah global dari 48 negara yang dijadikan sampel berdasarkan Laporan Tahunan Perbankan dan Keuangan Syariah dari Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019. Ketiga, hasil survei yang menempatkan Indonesia dalam peringkat teratas negara yang penduduknya paling dermawan dalam World Giving Index berdasarkan laporan Charities Aid Foundation (CAF) tahun 2018.  Keempat, prediksi Indonesia ke depan akan mengalami bonus demografi dan fenomena meningkatnya jumlah kelas menengah muslim yang berasal dari generasi milennial.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf  ini menggarisbawahi pidato Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Ke-6 yang digelar Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan tanggal 13 November 2019, bahwa pemerintah ingin mendorong social fund baik zakat maupun wakaf untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya. 
Menurut Fuad Nasar, pengembangan wakaf dalam berbagai instrumen keuangan syariah diharapkan semakin meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berwakaf dan menambah nilai manfaat wakaf itu sendiri. Para praktisi wakaf diingatkan untuk senantiasa memperhatikan fatwa syariah dan regulasi khususnya berkaitan dengan uang, saham, investasi dan pasar modal. Prinsip kehati-hatian wajib diperhatikan tanpa melemahkan semangat berinovasi karena yang dikelola adalah wakaf. Kerangka ajaran Islam di bidang muamalah dan ekonomi mendorong umatnya agar tidak berhenti mengembangkan ijtihad dan membuat terobosan-terobosan baru tanpa meninggalkan aspek fundamental dalam agama. Fuad Nasar atas nama Kementerian Agama mengapresiasi kerjasama dan peran inovatif yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) perwakafan yang mendukung program pemberdayaan wakaf di Indonesia.  "Dalam kaitan ini, kita perlu meningkatkan literasi wakaf bagi seluruh lapisan masyarakat," pungkasnya.  Hal senada disampaikan Manajer Sharia Products Development IDX (Indonesia Stock Exchange) Yunan Akbar. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang pertama kali di dunia mengembangkan wakaf saham. Dan,  pasar modal syariah adalah anak muda yang sehari-hari akrab dengan  gadget dan teknologi digital. (Kmg/ulul).

Subscribe to receive free email updates: