Atasi Persoalan Anak Jalanan, Bima Arya Terapkan Sistem Orangtua Asuh
foto humas pemkot bogor |
BRNews.id - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan
bahwa pihaknya terus berupaya untuk mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota
Layak Anak (KLA). Selain terus memenuhi indikator yang dibagi dalam 5
kluster, berbagai program juga akan dihadirkan Pemkot Bogor untuk
mewujudkan KLA.
“Kalau ada pertanyaan apakah sekarang
Kota Bogor sudah layak anak? belum. Yang menjadi fokus adalah membangun
sistem dan pranata menuju KLA. Karena belum ada Kota di Indonesia yang
betul-betul layak anak. Tapi tahapan-tahapan itu kita ikuti supaya
memiliki sistem menuju ke arah itu,” ungkap Bima Arya di sela
Sosialisasi KLA di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jumat
(22/2/2019).
Seperti dilansir website Pemkot Bogor disebutkan, salah satu persoalan mengenai Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), di mana masih banyak anak yang
menjadi anak jalanan (anjal). Untuk itu, Bima Arya menyatakan akan
merumuskan suatu program untuk merangkul anjal kembali bisa mendapatkan
pendidikan dan kehidupan yang layak.
“Untuk Anjal, belajar dari tahun
sebelumnya masalahnya adalah tidak terkoordinasikan dengan baik. Kami
punya persoalan terbatasnya kapasitas rumah singgah, kemudian mereka ini
berasal dari kota lain. Makanya mulia tahun ini kami membuat suatu
konsep namanya orangtua asuh,” terang dia.
Program tersebut, lanjut Bima, di mana
semua yang terkait dengan PMKS akan didata jumlah dan asal domisili.
Kemudian akan dihimpun lewat semacam konsorsium untuk menyelesaikan
persoalan tersebut melibatkan masjid, pesantren, sekolah, gereja,
pengusaha dan dinas.
“Misalnya begini, satu pengusaha
mengambil beberapa anak jalanan bisa dititipkan kemudian entah di
perusahaan mereka, entah misalnya di pesantren tertentu dibantu
akomodasinya oleh mereka. Ini yang saya bilang tadi, Pemkot tidak bisa
sendiri. harus dibantu semua. Insya Allah tahun ini akan berjalan. Ini
bagian dari 100 hari program Pemerintahan Bima-Dedie nanti setelah
pelantikan 7 April 2019, fokus pada PMKS dengan cara mengatasi bersama,”
jelasnya.
Bima juga berharap, dengan berbagai
upaya tersebut akan ada peningkatan peringkat dan penilaian sebagai
tolak ukur efektivitasnya sebuah program yang dijalankan. “Kami ingin
agar kasus yang terkait dengan anak ini turun. Sama seperti perceraian.
Untuk pertama kalinya dari tahun sebelumnya ke tahun sekarang tingkat
perceraiannya turun,” kata dia.
(alfa/azka0.