BPBD Jawa Barat Sosialisasikan Pengembangan Sekolah Madrasah Aman Bencana

FOTO PEMKAB BOGOR
BRNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat terus melakukan sosialisasi Pengembangan Sekolah Madrasah Aman Bencana tahun 2019 di wilayah Jawa Barat. Hal ini sebagai salah satu upaya mempersiapkan generasi yang memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menghadapi bencana.

Demikian dikatakan  Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat, Supriyatno pada saat memberikan sosialisai di Olympic Renovotel Sentul, Selasa (29/1).

“Kita terus lakukan sosialisasi pengembangan sekolah madrasah aman bencana di seluruh wilayah Jawa Barat, perlu diketahui Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana alam yang tertinggi di Indonesia, untuk itu kita gencar berikan sosialisasi agar ada penanganan sejak dini, sekarang kita berikan sosialisasi di wilayah Kabupaten Bogor,” ujar Supriyatno.

Ia pun menjelaskan, Data Indeks Resiko Indonesia (IRBI) berdasarkan klasifikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan nilai mencapai 250 untuk Kabupaten Bogor dan merupakan yang tertinggi di seluruh Indonesia, kedua ditempati oleh Kabupaten Garut, ketiga Kabupaten Sukabumi selanjutnya ditempati oleh Kabupaten Tasikmalaya.

Dilansir website Pemkab Bogor menyebutkan, di Jawa Barat terdapat 27 Kabupaten Kota yang memiliki resiko bencana, dimana 20 Kabupaten Kota itu termasuk resiko tinggi dan 7 Kabupaten lainnya termasuk golongan yang menengah.


"Untuk 20 Kabupaten Kota yang resiko tinggi terdapat di wilayah Jawa Barat bagian tengah dan selatan, kejadian bencana yang tertinggi diakibatkan oleh pergeseran tanah, kemudian oleh banjir, termasuk di Kabupaten Bogor untuk bencana yang diakibatkan oleh pergeseran tanah,” jelasnya.

Lebih lanjut supriyatno berharap, seluruh sekolah di Jawa Barat dapat terus melakukan edukasi, sosialisasi dan praktek simulasi.

“Ranah mitigasi untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana inilah terdapat edukasi, sosialisasi dan praktik simulasi, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang ketika terjadi “Great Earthquake” atau gempa besar, ternyata setelah kejadian bencana gempa besar itu terdapat istilah golden time yang berarti waktu emas,  waktu emas itulah yang dapat menyelamatkan korban di lokasi kejadian itu karena pengetahuan pribadi dan keterampilannya yang sudah dimilikinya,” lajutnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Parung Ikhwan Setiawan mengatakan, rata-rata sekolah-sekolah di Kabupaten Bogor bangunannya sudah mengikuti standar artinya mengikuti konstruksinya, dan sejauh ini di Kabupaten Bogor, khususnya tingkat SMA sudah aman.

“Sekolah-sekolah yang termasuk rawan bencana itu mungkin hanya sekolah-sekolah yang ada di wilayah lereng atau di perbukitan dan itu merupakan faktor alam, misalnya terdampak bencana longsor atau banjir, bukan karena faktor bangunan,  sejauh ini menurutnya standar bangunan sekolah-sekolah di kabupaten bogor sudah aman,” imbuhnya.

Disisi lain Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo menginstruksikan kepada perangkat daerah untuk siap siaga terhadap ancaman bencana di Kabupaten Bogor.

“Mulai dari tanggal 1 November 2018 sampai dengan tanggal 31 Maret 2019 Provinsi Jawa Barat diinstruksikan untuk siap siaga menghadapi ancaman bencana,” pungkasnya. (alfa). 


Subscribe to receive free email updates: