Selain Tekan Kasus Perceraian, Program Sekolah Ibu Bisa Tangkal “Pelakor”
humas pemkot bogor |
BRNews.id - Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Ketua
Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian mewisuda sebanyak 2.040
peserta Sekolah Ibu angkatan ke-2 di Gelanggang Olahraga (GOR)
Pajajaran, Kota Bogor, Jumat lalu (28/12/2018).
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane
Ardian mengatakan, kehadiran program sekolah ibu sendiri sejatinya
dirancang untuk meningkatkan kapasitas ibu dalam mengurus rumah tangga,
mendidik anaknya, sehingga menjadi keluarga yang mandiri mampu keluar
dari permasalahan sosial maupun ekonomi yang dihadapi.
“Tapi memang yang perlu digaris bawahi
di setiap angkatan mempunyai keunikan cerita tersendiri di balik ini.
Misalnya, angkatan pertama kita memang menekan angka perceraian, karena
banyak sekali ibu-ibu yang tidak jadi bercerai setelah mengikuti sekolah
ibu yang memang permasalahannya cukup kompleks,” papar Yane Ardian di
GOR Pajajaran.
Di angkatan kedua, sambung Yane,
keunikan bukan dari kasus perceraian, melainkan dari sisi keharmonisan
rumah tangga. “Nah yang menarik, di angkatan kedua ini ada salah satu
peserta yang hamil setelah mengikuti program Sekolah Ibu. Artinya apa,
ada perbaikan keharmonisan keluarga setelah mengikuti sekolah ibu,” kata
dia.
Penggagas Sekolah Ibu ini menambahkan,
jika keharmonisan rumah tangga antara suami dan istri sudah terjalin
baik, maka keharmonisan juga akan dengan sendirinya antara anak dan
orangtua.
“Nah kalau hubungan suami istri sudah
baik, maka hubungan orangtua dengan anak juga menjadi baik, dengan
harapan hubungan anak di lingkungan dengan teman sebayanya juga menjadi
baik karena atas pantauan orang tua,” tuturnya.
Selain dapat menekan kasus perceraian
dan membuat harmonis keluarga, program Sekolah Ibu juga dapat
mengantisipasi para perebut lelaki orang atau sering dikenal “pelakor”.
Menurut Yane, para Pelakor tidak akan
laku jika kebutuhan suami terhadap istri sudah terpenuhi. Bahkan dia
yakin bahwa pelakor tidak memiliki tempat jika para ibu sudah memiliki
wawasan yang ada di Sekolah Ibu.
“Pelakor itu gak akan laku jika
kebutuhan suami terhadap istrinya terpenuhi. Di sekolah ibu ini, ada
salah satu materi yang disebut bahasa kasih untuk suami. Misal, suaminya
suka kasih hadiah ke istri, cuma sebagai istri kadang-kadang suka pelit
ngasih pujian. Nah pada akhirnya sang suami malah mendapat pujian dari
pelakor ini,” terangnya.
Jadi di sekolah ibu ini, lanjut Yane,
para istri atau ibu-ibu sejatinya telah dibekali wawasan tentang
bagaimana caranya memuji suami dan memberikannya perhatian.
Jumlah peserta yang diwisuda pada
angkatan kedua ini ada sebanyak 2.040 peserta. Proses wisuda sendiri
terbagi menjadi dua gelombang yang diselenggarakan selama dua hari,
yakni pada Jumat (28/12/2018) dan Sabtu (29/12/2018) dengan 1.020
peserta setiap harinya.
Di dalam modul program Sekolah Ibu
sendiri terdapat sejumlah materi diantaranya manajemen keluarga,
manajemen keuangan keluarga, mengelola potensi diri, memahami
kepribadian anggota keluarga, bahkan tentang bela negara dan cinta Tanah
Air serta materi ketahanan keluarga lainnya.
Dalam pelaksanaanya, ada sebanyak 68 jumlah tenaga pengajar yang berlatar belakang profesi berbeda-beda.
Tahun 2019 mendatang, rencananya
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mewisuda dua angkatan lagi. Proses
wisuda Sekolah Ibu akan terus berjalan setiap tahunnya. (humas pemkot bogor).