MAN 1 Yogyakarta Gelar Wisuda Tahfidz Al-Qur’an dan Tabligh Akbar
Berkaiatn dengan peringatan Hari Santri
Nasional Tahun 2018, MAN 1 Yogyakarta gelar Wisuda Tahfidz dan Tabligh
Akbar, Selasa(23/10), di Pusat Kebudayaan Koesnadi
Hardjasoemantri(PKKH), Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kanwil
Kemenag DIY Drs.H.Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag, orang tua wali wisudawan,
segenap pengurus Al-Hakim Scholarship, alumni, mantan guru dan pegawai,
komite madrasah, dan seluruh civitas akademika. Sedangkan penceramah
Tabligh Akbar adalah salah satu staff Ahli Presiden RI Bidang agama
H.Munajat, Ph.D. alumnus MAPK MAN 1 Yogyakarta tahun 1994.
Ada 73 siswa MAN 1 Yogyakarta yang
diwisuda, dengan ragam jumlah hafalan Al-Qur’an(mulai 2 juz
hingga 30 juz). Wisuda tahfidz yang ketiga ini dimeriahkan dengan ragam
hiburan, seperti pelantunan asmaul husna, mansa voice, tarian
saman, nasyid oleh grup hadroh, lagu-lagu religi oleh grup musik
mansakustik.
Alhakim Scholarship juga hadir memberikan penghargaan
berupa buku sirah nabawiyah kepada 17 siswa penghafal Al-Qur’an (5 sampai 30 juz).
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto
Prasetyahadi, M.Pd. berharap, agar para wisudawan tidak hanya berhenti
pada capaian hafalan saja. “Tingkatkan hafalannya, dan jangan hanya
sekedar hafal, tapi agar dapat diterapkan dalam sikap dan tingkah laku
sehari-hari,”pintanya.
Wiranto juga mengingatkan, agar
menghafal Al-Qur’an itu, tidak dijadikan beban. Ungkapnya, Al-Qur’an
itu jadi pedoman hidup, serta hidup akan menjadi berkah kalau berkhidmat
kepada Al-Qur’an. “Mari kita kenalkan Al-Qur’an kepada siapa saja,
hingga bayi yang masih dalam kandungan ibu pun, kalau diperdengarkan
Al-Qur’an, maka akan berdampak baik,”pungkasnya.
Kanwil Kemenag DIY Drs.H.Muhammad Lutfi
Hamid, M.Ag sangat mengapresiasi acara ini. “Saya bersyukur, kegiatan
ini merupakan bukti inovasi dan prestasi mansatu yang nyata,”ujarnya.
Ungkapnya madrasah ini telah mempunyai prototype alumni yang banyak dan layak menjadi rule model, teladan, dan contoh bagi para siswa untuk menggapai cita-cita.
Menurutnya, moment ini sangatlah
penting. Terkait dengan peringatan Hari Santri Nasional. Di balik
kegiatan ini merupakan penyiapan generasi, calon pemimpin masa depan.
Pasalnya, di era demokrasi, dapat ditengarai, barang siapa yang mengusai
podium itulah yang memimpin.
Ia melanjutkan calon pemimpin yang
religius itu, hanya ada di madrasah. “Pemimpin yang menguasai dirasah islamiyah akan mempunyai nilai lebih,”tandasnya.
Penceramah H.Munajat, Ph.D menjelaskan,
untuk menggapai kesuksesan, setiap siswa agar mengukur
kemampuannya masing-masing. Ungkapnya, harus ada sesuatu yang dikerjakan
lebih dari sekedarnya. “Kalau kita orang biasa, maka kita harus
berusaha lebih(dari kebiasaan),”ujarnya
Menurutnya, untuk meraih sukses dan masa
depan banyak tantangan yang harus ditaklukkan anak muda saat ini, yaitu
narkoba, masalah cinta, dan internet. Tiga hal itu harus dikenali dan
disikapi dengan baik dan bijak.
Imbuhnya, setiap siswa harus fokus pada
apa yang dijalani saat ini, yaitu belajar. Serta selalu bersyukur,
optimis, bakat dan minat, serta potensi harus dimaksimalkan. “There is no prepect opportunity(tidak ada kesempatan yang sempurna),”pungkasnya. (kemenag diy/dzl).