MAN 1 Sleman Sukseskan Gerakan Literasi Menulis Al-Qur’an

BRNews.id - Membaca dan diikuti dengan menulis A-Qur’an, dengan metode follow the lines akan memberi banyak manfaat bagi siapapun yang melakukannya. Setiap siswa berkonsentasi menulis Qur’an dengan mengikuti garis atau tulisan yang dicetak samar.  Metode ini sangat baik untuk penguatan pendidikan karakter siswa, setidaknya ada 20 karakter.


"Jadi saya berpesan lakukan kegiatan ini dengan ikhlas dan tulus untuk kemaslahatan,” papar Abdul Ghofur,S.Ag.,M.Pd kepala MAN 1 Sleman saat memberikan arahan sebelum pelaksanaan gerakan literasi menulis Al-Qur’an Sabtu (20/10) di halaman madrasah.


Melalui metode ini pula, lanjut Ghofur, siswa yang lemah hafalan bisa terpacu, demikian halnya untuk penguatan konsentrasi, cermat, sabar dan kritis.   Tentu semua harus diawali dengan niat tulus ikhlas untuk meraih keridhaan Allah. 

Gerakan literasi menulis Al-Qur’an ini dimulai dengan apel bersama, melantunkan program tahfidz yang untuk Oktober fokus Surat An-Naba’, Nazi’at, Asmaul Husna, serta do’a dengan dipimpin oleh Muhammad Ridho, salah satu siswa MAN 1 Sleman. 

Kemudian dilanjutkan dengan pengarahan oleh kepala madrasah, perihal tujuan dan manfaat gerakan literasi ini.  Usai apel seluruh warga madrasah, terdiri siswa, serta guru dan pegawai.  Kemudian seluruh 578 siswa menuju kelas masing-masing untuk melaksanakan gerakan literasi.

Setiap kelas dipandu oleh guru mata pelajaran dengan didampingi 2 mahasiswa praktikan dari  UNY, UIN dan STAIM IDMS Yogyakarta. Para mahasiswa ini ditugasi untuk membimbing siswa dalam penulisan Al-Qur’an. 

Naskah Qur’an kemudian dibagi, setiap siswa memperoleh 2 halaman untuk ditulis dengan mengikuti “lines” yang sudah dipersiapkan.  Pembagian dilakukan secara tertib, urut serta terpantau.  


“Mahasiswa pendamping bertanggung jawab untuk memeriksa atau men-tashih-nya.  Bila ada kekurangan atau kesalahan penulisan akan termonitor untuk selanjutnya bisa dilakukan koreksi,” jelas Ana Rusmiyati,S.Ag koordinator kegiatan.

Dengan cara seperti ini diharapkan kesalahan penulisan bisa diminimalisir.  “Di sinilah para siswa juga belajar tanggung jawab, konsentrasi serta kesabaran.  Siswa yang tidak hadir tetap akan diberi tugas untuk menulis di hari lain.  Sehingga semua siswa melakukan gerakan literasi ini,” lanjut Ana.

Khusus siswa kelas Agama, setiap siswa wajib menulis 3 halaman.   Seluruh hasil tulisan karya siswa akan dikumpulkan untuk kemudian diserahkan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman selaku penggagas kegiatan. (kemenag diy/eds).

Subscribe to receive free email updates: