Selamat Hari Anak Nasional 2018

Oleh: Utik Kaspani, S.P
(Guru MTs. Nurul Huda Palabuhanratu Kab. Sukabumi) 
Hari ini (Senin, 23 Juli 2018) diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Meskipun memang gaung Hari Anak Nasional (HAN) terutama di pelosok seperti tempat kami ini tak begitu semarak layaknya di kota-kota besar lainnya.  HAN adalah hari yang diperingati se Indonesia pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Meskipun HAN diresmikan dengan Keppres RI Nomor 44 tahun 1984, HAN bukanlah hari libur nasional.

Anak sebagai generasi penerus bangsa, dipundak mereka lah kelak kita akan bergantung sepenuhnya terhadap keberlangsungan bangsa dan negara ini. Untuk itu anak harus bisa hidup terjamin tumbuh dan kembang nya seiring dengan bekal keimanan, kemandirian, ketrampilan, kecerdasan, dan kesehatan jiwa dan raga nya tanpa terkecuali. Semua nara sumber bahkan menyatakan bahwa peringatan HAN pada hakekatnya merupakan momentum yang penting untuk menggugah kepedulian maupun partisipasi seluruh Rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan perkembangan anak serta menghargai pendapat anak.

Peringatan HAN yang hari ini dilaksanakan di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan Jawa Timur mengusung tema anak Indonesia anak GENIUS. Anak GENIUS yang dimaksud adalah anak yang Gesit, Empati,Berani, Unggul, dan Sehat.

Dengan logo yang menggambarkan figur anak laki-laki dan perempuan yang secara bersama-sama merangkai simbol nasionalisme (bendera), intelektual dan akhlak mulia (buku), cita-cita dan prestasi (Bintang). Sehingga bisa dirangkai makna nya menjadi generasi penerus yang mempunyai rasa nasionalisme, cinta tanah air, solidaritas,kecerdasan, akhlak mulia, dan bercita-cita yang tinggi.

Selaras dengan makna simbol dari peringatan HAN tahun ini, bahwa generasi penerus kita haruslah mempunyai cita-cita yang tinggi. Ada sedikit rasa keprihatinan selaku orang tua, guru,masyarakat tentang mininmya daya baca anak-anak akhir-akhir ini. Terutama minat baca anak-anak terhadap buku. Rendahnya daya baca ini menjadi satu keprihatinan tersendiri khususnya bagi kita insan pendidik, yang tiada pernah lelah untuk selalu mengingatkan para peserta didik untuk selalu giat dalam membaca. Karena dengan membaca, bak membuka cakrawala dunia.

Di zaman milenia seperti sekarang ini, kehadiran gawai atau gadget ditengah-tengah kita memang sudah tak terelakkan lagi. Namun, tetap saja hendaknya penggunaan gawai terus dalam pentauan orang tua. Agar anak tidak sembarangan dan diluar kontrol  manakala berselancar di dunia maya.

Menurut data UNESCO, minat baca orang Indonesia memang sangat memprihatinkan. Dari 1000 orang, hanya 1 orang yang gemar membaca. Itu artinya hanya 0,001 %. Sebuah riset yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 lalu yang bertajuk " Most littered nation in the world" menempatkan Indonesia di peringakat 60 dari 61 negara yang mempunyai daya baca yang rendah.

Berbicara tentang buku, khususnya buku manual, memang tidak semua kalangan terutama anak-anak mampu untuk membeli buku sendiri. Terlebih bagi mereka yang mungkin berasal dari lingkungan keluarga yang kurang mampu. Keterbatasan dalam beberapa hal menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya daya baca di kalangan anak didik kita.
Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya daya baca dikalangan anak-anak diantaranya adalah :
  1. Lingkungan keluarga
  2. Lingkungan masyarakat
  3. Kurangnya rangsangan dari sekolah untuk memacu siswa dalam mencari informasi
  4. Perkembangan teknologi yang makin canggih
  5. Kurang motivasi
  6. Sarana yang minim.
Menyikapi sarana yang minim serta kurang nya anak dalam motivasi untuk mencari informasi melalui kegiatan membaca, bisa diupayakan sebuah terobosan sederhana namun cukup efektif dalam upaya untuk meningkatkan minat baca.

Pojok baca kelas adalah salah satu solusi yang bisa kita tawarkan dan perlu untuk dicoba. Memang tidak semua keluarga mampu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kebutuhan baca anak. Pojok baca hadir sebagai salah satu jalan keluar yang patut untuk dicoba, baik di rumah maupun di sekolah.

Serbuan gawai yang semakin hari semakin canggih dengan terus menerus menawarkan inovasi-inovasi baru nya, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kita untuk kembali menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak. Pojok baca menawarkan solusi sederhana, dengan sajian yang cukup menarik dan mudah untuk diaplikasikan. Hingga bisa menarik keinginan anak-anak untuk kembali gemar membaca.

Bagaimana pun juga, membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca bak seperti menjelajah dunia.
Mari bersama-sama, di hari anak nasional ini kita kembali bersama-sama berupaya untuk kembali menarik perhatian anak-anak terhadap membaca.

Selamat hari anak nasional. Semoga anak-anak tetap menjadi pribadi yang tangguh, cerdas dan mandiri serta penuh dengan rasa keimanan yang tinggi demi masa depan yang cemerlang. Jayalah Indonesiaku Jayalah Anak Indonesia...

Subscribe to receive free email updates: