IAIN Tulungagung Tuan Rumah Mengaji Indonesia

BRNews - Kementerian Agama kembali menggelar Mengaji Indonesia atau Mengasah Jati Diri Indonesia. Edisi ke-3 kajian ini akan berlangsung di IAIN Tulungagung, Kamis, 26 Juli 2018, pukul 19.30 - 23.00 WIB.

Sebelumnya, Mengaji Indonesia digelar di UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Sumatera Utara.


Mengaji Indonesia didesain untuk mendiskusikan isu-isu kebangsaan dengan susana keakraban. Selaku host program ini adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Untuk edisi ke-3 ini, ada tiga narasumber yang dihadirkan, yakni: Ki Sujiwo Tejo (budayawan), KH. Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza (Pesantren Lirboyo Kediri/Ketua Rabithah Ma’ahidil Islamiyah Provinsi Jawa Timur), dan Maftukhin (Rektor IAIN Tulungagung).

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim mengatakan, Mengaji Indonesia yang ketiga ini diselenggarakan bersamaan Dies Natalis IAIN Tulungagung ke-50. Tema yang diangkat adalah “Kita Ber-Indonesia, Kita Beragama”.

Menurut Arskal, tema ini sangat penting untuk mengingatkan kembali dan menyadarkan bahwa kehidupan dalam konteks keindonesiaan ini merupakan bagian dari implementasi keagamaan.

“Kita sebagai warga negara Indonesia dan kita sebagai masyarakat beragama tidak bisa dilepaskan dari jati diri kita masing-masing. Keduanya melekat dan tidak bisa dipisahkan. Sehingga, tidak ada alasan untuk mempertentangkan keindonesiaan kita atas dasar faham keagamaan apapun,” papar guru besar UIN Jakarta.


Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Diktis Suwendi menyatakan, Mengaji Indonesia merupakan bagian dari ikhtiar Kementerian Agama dalam mendiskusikan problem kebangsaan dan solusinya, terutama dengan pendekatan sosial keagamaan. Harapannya, masyarakat mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang utuh dan baik.

Maftukhin menyatakan gelaran Mengaji Indonesia ini sebagai wujud syukur keluarga besar IAIN Tulungagung dalam memperingati hari lahirnya yang ke-50.

Menurut doktor jebolan IAIN Yogyakarta, IAIN Tulungagung bermula dari SP-IAI (Sekolah Persiapan Institut Agama Islam) Singoleksono di bawah naungan Yayasan Islam Sunan Rahmat.

Tahun 1968,  SP-IAIN Singoleksono ditetapkan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Tulungagung, tepatnya pada hari Jumat, 1 Jumadil Akhir 1388 H atau bertepatan dengan 26 Juli 1968.


Sejak itu, terjadi transformasi kelembagaan. Fakultas Tarbiyah ini berubah menjadi STAIN pada 1997 dengan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997.

Terakhir, perubahan dari STAIN menjadi IAIN Tulungagung terjadi pada 2013 dengan Keputusan Presiden Nomor 50 tahun 2013 dan dikuatkan dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013. (kemenag).

Subscribe to receive free email updates: