Inilah Layanan Transportasi Darat Bagi Jemaah Haji Indonesia di Saudi

BRNews - Dua pekan lagi, Jamaah Calon Haji Indonesia akan diberangkatkan ke Tanah Suci, tepatnya pada 17 Juli mendatang. Kasubdit Transportasi Haji Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan PPIH Arab Saudi sudah menyiapkan tiga jenis layanan transportasi darat selama di Haramain.


Pertama, transportasi antar kota perhajian, yaitu: Jeddah, Makkah, dan  Madinah. "Tahun ini,  seluruh bus transportasi antar kota perhajian sudah ditingkatkan kualitasnya (upgrade)," jelas Subhan saat Sosialisasi Peningkatan Pelayanan Jemaah Haji di Arab Saudi tahun 1439H/2018M di Medan yang dirilis website Kementerian Agama, Kamis (28/06).
Menurut Subhan, ada enam rute layanan ini,  yaitu: dari bandara Madinah ke pemondokan Madinah,  Madinah ke Makkah,  Jeddah ke Makkah,  Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, serta dari pemondokan Madinah ke bandara Madinah.
Layanan antar kota perhajian ini, kata Subhan, akan disiapkan oleh tujuh perusahaan. Bus yang disiapkan paling tua produksi  2014, dengan rincin sebagai berikut:
1. Saptco (bus produksi tahun 2017 dan 2018);
2. Rawahel (2015 sampai 2018);
3. Rabitat Makkah (2014 sampai 2017);
4. Dallah (2015 sampai 2018);
5. al Massah (2015 sampai 2018);
6. al Qaid (2015 sampai 2018); dan
7. Hafil (2015 sampai 2018)
Kedua, transportasi shalawat. Transportasi ini disiapkan kali pertama pada tahun 2008, saat dilakukan pembongkaran hotel sekitar Masjidil Haram. Waktu itu, pemondokan jemaah Indonesia yang terdekat berjarak 2km, sedang yang jauh sekitar 15km. Sebab,  gedung yang ada di dekat Masjidil Haram harganya sangat mahal.

"Karena jauh, harus disediakan bus. Saat itu kami sewa 600bus dari perusahaan Ummul Qurra, namun belum ada sistem kontrol," ujarnya.
Pada tahun 2009, PPIH menjalin kerjasama dengan pihak Muassasah. Tahun berikutnya,  kerjasama dilakukan dengan perusahaan Saptco dan Ummul Qurra. Sekarang,  PPIH menjalin kerjasama dengan Perusahaan Bus Saptco dan Rawahel.
"Sistem layanan transportasi bus shalawat terus diperbaiki berdasarkan pengalaman tiap tahun. Sekarang, sistem pengaturan bus shalawat sudah mapan," jelasnya.
"Awalnya, hanya jemaah yang tinggal di hotel dengan jarak 2000m dari Masjidil Haram yang difasilitasi bus shalawat. Sekarang,  jemaah dengan jarak hotel 1500m  juga dilayani," imbuhnya.
Ketiga,  transportasi Masyair. Transportasi ini ada empat rute, yaitu: Makkah ke Arafah,  Arafah ke Muzdalifah,  Muzdalifah ke Mina,  dan Mina ke Makkah. "Transportasi Masyair menjadi tanggung jawab Organda Saudi atau naqabah," tandasnya. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: