Operator Madrasah Ibarat Akar Pohon
BRNews - Operator Madrasah merupakan bagian
penting dalam sistem pendataan pendidikan yang saat ini terintegrasi
dalam Data Emis, SIMPATIKA dan lain sebagainya. Seorang Operator
Madrasah tidak bisa dipandang sebelah mata akan tugas dan tanggung
jawabnya.
Operator Madrasah harus mengetahui tugas pokok dan fungsinya
secara baik, sehingga amanah dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
dapat dilaksanakan dengan baik.
Hal
itu disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat,
Khairul Azhar, S.Ag saat melantik Forum Operator Satker Madrasah (
FOSMAD ) Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, Rabu
(23/5).
"Operator
madrasah diibaratkan seperti akar pohon yang menopang banyak hal baik
batang, ranting daun dan buah. Kerja Operator berpengaruh pada
kesuksesan berbagai data pendidikan yang ada di madrasah," ucap
Khairul dalam arahannya.
Lebih
lanjut disampaikan Kakankemenag bahwa ada beberapa hal yang wajib
diketahui dan dipahami oleh seorang Operator Madrasah. Salah satunya
adalah pendataan siswa baru dan pendataan bagi PTK yang baru masuk.
Dalam Pendataan ini, seorang Operator Madrasah mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan Pendataan. Disamping itu, seorang Operator
Madrasah harus membuat jadwal pendataan sehingga pekerjaan tidak
menumpuk dalam banyak hal pada waktu yang sama.
Senada
dengan Kakankemenag, Kasi Pendidikan Madrasah, Suhadi, S.Ag
mengungkapkan beberapa hal yang harus dikuasai operator, antara lain,
menguasai tentang Emis, mengerti dan menguasai pengoperasian komputer
dan mengusai penggunaaan internet.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab
operator meliputi antaralain, membuat jadwal pendidikan, mencari
informasi terkait Emis dan sistim informasi dan manajemen pendidikan dan
tenaga kependidikan pada Kementerian Agama (Simpatika), dan mengirim
data valid.
Lebih lanjut
dikatakannya, kesiapan dan kemampuan operator lembaga dalam menjalankan
aktivitas komunikasi akan memberikan pengaruh besar terhadap kegiatan
operasional lembaga yang bersangkutan.
Karena tanpa kemampuan
memanfaatkan komunikasi dengan baik, maka lembaga akan masuk dalam
kategori terlambat. “Apalagi Kemenag saat ini sudah beranjak lebih aktif
memanfaatkan tekhnologi dalam menjalin komunikasi, baik ke bawah
ataupun sebaliknya,” imbuhnya. (kemenag aceh).