Direktur GTK Madrasah: Penguatan Pendidikan Karakter Dibangun Sejak Dini

BRNews - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus berupaya melakukan pengembangan etika dan karakter bagi guru dan tenaga kependidikan Raudlatul Athfal (RA).


Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Suyitno, mengatakan pentingnya membangun pendidikan karakter anak sejak dini.
Menurutnya dengan pemahaman toleransi antar agama, menyayangi dan menghormati orang lain, dengan mencontohkan Rasulullah, ini adalah tanggung jawab guru sebagai pendidik, jadi bagaimana untuk mengajarkan peserta didik berkarakter, jika guru belum terbentuk karakternya.
"Karena karakter adalah sesuatu yang melekat. Bisa dilakukan sejak dini, bisa dibentuk mulai lahir, dalam agama adanya unsur-unsur yang halal, tidak ada yang subhat," tutur Suyitno saat memberikan arahan dalam acara Workshop Pengembangan Etika dan Karakter GTK RA di Bogor, Selasa (22/05).
Dikataan Suyitno, proses pembentukan karakter memang sangat panjang, senergitas antara guru dan orang tua sangat penting.
Menurutnya, hal ini sudah di amanahkan didalam Peraturan Pemerintah Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), untuk memperkuat karakter peserta didik dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Permendikbud Nomor 21 tahun 2015 tentang gerakan pembudayaan karakter di sekolah.



"Oleh sebab itu, marilah anak-anak didik perlakukan sebagaimana anak-anak biologis kita," ajak Suyitno.
Suyitno berharap, terkait dengan pendidikan karakter terus berkelanjutan, guru RA, guru MI/MTs dan MA bersinergi. Menurutnya, membangun pendidikan karakter harus dimulai dari RA, penanaman pendidikan karakter dengan bermain, karena tidak semua anak didik memiliki karakter yang sama. "Selain itu, penyemaian pembibitan terhadap anak-anak masa depan yang berkarakter dimulai dari guru-guru dalam memberikan pengajaran," tegas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan RA Siti Sakdiyah berharap melalui Workshop Pengembangan Etika dan Karakter bagi Guru RA ini dapat menumbuhkembangkan pembiasaan yang baik sejak di jenjang RA.
Jika akarnya tidak kuat maka pohon akan mudah rubuh, jika diterpa angin bahkan bisa mati. Demikian halnya pendidikan karakter harus dimulai ditanamkan sejak usia dini jenjang RA.
Kegiatan berlangsung selama 3 (tiga) hari, 21 s/d 23 Mei 2018 dan dihadiri oleh 50 perwakilan guru RA, yang menjadi perwakilan dari seluruh guru RA di Indonesia. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: