Ditjen Pendidikan Islam Sinergikan Program World Bank

BRNews  - Pengembangan pendidikan Islam terus dilakukan Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam terus melakukan pengembangan pendidikan Islam. Pengembangan pendidikan Islam menuntut penanganan terpadu dan menyeluruh.Untuk itu, diperlukan keterlibatan semua stakeholders pendidikan, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional. Salah satunya, sinergi dengan lembaga keuangan World Bank.



Penyataan  itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, ketika menerima kunjungan delegasi World Bank di ruang kerjanya, Kamis (22/03). Delegasi World Bank tersebut adalah Noah Yarrow, ahli pendidikan senior di World Bank.
Dalam kunjungan tersebut, Noah Yarrow menyampaikan usulan empat wilayah strategis yang bisa disinergikan. Empat wilayah tersebut adalah 1. Pembenahan sistem informasi pendidikan, 2. Perencanaan dan penganggaran pendidikan berbasis elektronik. 3. Peningkatan kualitas guru, termasuk guru Pendidikan Agama Islam, dan 4. Pengembanga model penilaian lembaga dan hasil belajar siswa.
Usulan tersebut disambut baik Dirjen Pendidikan Islam. Kamarudin Amin menegaskan bahwa lembaga pendidikan Islam sangat kompleks, dan berbeda dengan lembaga pendidikan lain.
“Setidaknya diperlukan tiga Direktorat Jenderal untuk menangani pendidikan Islam. Namun pada kenyataanya saat ini pendidikan Islam masih ditangani oleh satu Direktorat Jenderal saja. Itu berarti kita baru memiliki sepertiga sumberdaya dari yang seharusnya.  Karena itu inisiatif World Bank ikut berkontribusi memberi dukungan secara sinergis bagi pengembangan pendidikan Islam sangat tepat,” ujarnya.


Selain itu, tambah Kamaruddin, ada hal yang disinggung secara lebih serius dalam pertemuan tersebut. Pertama, terkait sistem informasi pendidikan Islam yang saat ini masih berjalan secara terpisah dan tak terkait. Ke depan sistem informasi yang ada seperti EMIS, Simpatika, Simpais, Simsarpras, PPDB dan lain-lain harus terkait. Kondisi yang terpisah saat ini mengakibatkan biaya mahal dan lambat.
Kedua, pengembangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini jarang disentuh oleh program yang berbasis dana hibah atau loan. Maka gagasan untuk meningkatan kualitas guru PAI dengan skala dan intensitas yang lebih besar akan sangat bermanfaat. (kemenag.goid).

Subscribe to receive free email updates: