Kondisi MTs Zikir Pikir Bengkulu Memprihatinkan, Kemenag Turunkan Tim

BRNews - Salah satu madrasah di Lebong Bengkulu diinformasikan dalam kondisi memprihatinkan. Namanya MTs Zikir Pikir. Diberitakan kondisi lembaga pendidikan yang dibangun pada 2011 ini memprihatinkan. Separuh gedungnya terbuat dari papan dan semen, sedangkan plafonnya rusak di beberapa bagian.

Madrasah yang dibangun karena keprihatinan masyarakat terhadap kondisi pendidikan ini memanfaatkan gedung pinjaman dari pemerintahan desa.
Saat ini, tercatat ada 38 siswa yang belajar dan delapan guru sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pendidik, mereka hanya digaji sekitar Rp30ribu perbulan atau seribu per hari.
Kondisi ini mengundang keprihatinan Kementerian Agama selaku penanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Saat dikonfirmasi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Suyitno mengaku kalau masih ada sejumlah madrasah, utamanya yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, dalam kondisi memprihatinkan.
Menurut Suyitno, pihaknya bersama Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah sedang menginventaris madrasah yang seperti itu agar bisa segera ditemukan solusi komprehensif, meski itu dilakukan secara bertahap. Sebab, jumlah madrasah di Indonesia sangat banyak, sementara anggaran yang tersedia terbatas.
Khusus terkait MTs Zikir Pikir, Suyitno menjelaskan kalau jajarannya akan segera menindaklanjuti. Timnya akan melakukan peninjauan untuk memastikan pendataan gurunya agar dapat dialokasikan dalam anggaran tunjangan insentif dari Kemenag.
"Insya Allah, Senin ada tim dari bidang madrasah Provinsi Bengkulu yang ke lokasi. Kami akan mencoba menghitung dana BOS yang mereka terima. Berapa persen yang dialokasikan untuk honor, dan operasional kebutuhan madrasahnya,” ujarnya, Sabtu (13/01).
Sedang terkait sarana prasarana, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kabid Pendidikan Madrasah Bengkulu untuk segera mengusulkan beberapa kebutuhan yang dinilai urgen kepada Direktorat KSKK. “Berkaitan dengan bantuan ruang kelas baru (RKB), akan segera kami usulkan. Tapi sebelumnya akan kami pastikan kalau mereka sudah mempunyai lokasi lain. Sebab, lokasi yang saat ini ditempati tidak memungkinkan untuk dibangun,” sambungnya.
Diinformasikan kalau ada seorang petani desa setempat bernama Samidi (85) yang telah mewakafkan sebidang tanah berukuran 60 x 80 meter guna pembangunan gedung madrasah. Wakaf sudah diberikan sejak 2012, namun  belum dimanfaatkan karena tidak ada biaya untuk membangun gedung sekolah.
“Semoga tahun ini kami bisa segera hadir di sana untuk memberikan bantuan,” harap Suyitno.
Hal senada disampaikan Direktur KSKK Madrasah Umar. Dia menegaskan komitmennya untuk terus berupaya mencarikan solusi bagi madrasah yang dalam kondisi memprihatinkan. Selain melalui skema APBN, pihaknya juga berkomunikasi dengan sejumlah pihak, misalnya perbankan, untuk bisa menyalurkan dana CSR (corporate social responsibility) nya.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pihak perbankan juga. Mereka komit untuk memberikan bantuan melalui dana CSR. Semoga ini bisa segera terrealisasi,” ujarnya. (kemenag.goid).

Subscribe to receive free email updates: