Dirjen Bimas Islam Jelaskan Tantangan Kehidupan Beragama Saat ini

foto bimas Islam
BRNews - Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin, saat membuka Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Besar Darud Dakwah Wal Irsyad, di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/12/2017) menyatakan, agama memiliki peran fundamental sebagai jantung bangsa Indonesia.
Pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah di bidang agama merupakan upaya untuk mewujudkan agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama.
Dikatakan Dirjen, pembangunan agama yang ia maksudkan juga mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.
“Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai realitas kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis,”  imbuhnya.
Mantan Rektor IAIN Gorontalo itu menambahkan, pembinaan agama dalam masyarakat saat ini menghadapi kendala yang perlu atasi dengan serius. Hal tersebut disebabkan tidak semua komponen dalam masyarakat dan kekuatan bangsa bergerak ke arah yang sama.
“Contoh yang sering dikemukakan ialah sering terjadinya kontradiksi atau benturan nilai antara syiar dakwah yang semarak di masyarakat dan pendidikan agama yang diberikan di sekolah di satu sisi dengan muatan pesan yang disuguhkan oleh media massa di sisi lain. Ini adalah persoalan yang serius,” ujarnya.
Selain itu, ditambahkan Dirjen, tantangan lainnya dalam kehidupan beragama adalah masih banyaknya masyarakat yang baru beragama sebatas pada simbol, padahal problem keumatan membutuhkan solusi yang bersifat substansial.
Ia memberi contoh masih maraknya gejala negatif seperti perilaku asusila, praktik KKN, penyalahgunaan narkoba, pornografi, pornoaksi, dan perjudian. Selain itu, angka perceraian yang masih tinggi dan ketidakharmonisan keluarga menunjukkan masih lemahnya peran keluarga sebagai basis pembinaan masyarakat dan bangsa.
“Berbagai perilaku masyarakat yang bertentangan dengan moralitas dan etika keagamaan itu jelas menggambarkan kesenjangan antara ajaran agama dengan pemahaman dan pengamalannya.” Terang Dirjen.
Probem tersebut, katanya, merupakan tantangan yang harus dijawab dan ditanggulangi dalam pembinaan kehidupan beragama di Indonesia.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa sudah banyak capaian yang diraih pemerintah dalam pembangunan di bidang agama.  “Tidak sedikit kemajuan yang dicapai selama ini dalam pembangunan kehidupan beragama, seperti peningkatan sarana pendidikan agama dan keagamaan, pembangunan tempat ibadah, peningkatan pengelolaan zakat dan wakaf, perkembangan lembaga kuangan syariah, dan lain-lain, memberikan peluang dan optimisme kepada kita tentang masa depan kehidupan beragama di negara yang kita cintai ini.” Katanya,
Untuk itu,dalam kesempatan tersebut Dirjen secara optimis berjanji akan terus memberikan perhatian pada upaya-upaya pembinaan umat dan penyelamatan generasi penerus.
Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Nasional Darud Dakwah wal Irsyad digelar di Kabupaten Pinrang selama dua hari, dimulai hari ini dan akan ditutup esok hari, ahad 17 Desember 2017. Selain Dirjen Bimas Islam, tampak hadir saat pembukaan tokoh agama sekaligus Ketua MUI Provinsi Sulawesi Selatan, KH Sanusi Baco dan sejumlah pengurus besar organisasi tersebut.  (sigit/bimasislam).
 

Subscribe to receive free email updates: