PCNU dan MUI Jelaskan Alasan Pembekuan Masjid oleh Wali Kota Bogor

BRNews - Masyarakat muslim di Bogor Utara merasa resah karena ajaran sekelompok orang di Masjid Imam Ahmad bin Hanbal (MIAH) di Jalan Pandu Raya, Bogor Utara, Kota Bogor. Ribuan warga menuntut pembekuan IMB MIAH kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Terkait hal itu, Ketua MUI Kota Bogor KH Mustofa Abdullah bin Nuh mengatakan, mayoritas umat Islam adalah Ahlussunah wal Jamaah. Kelompok kecil yang menebarkan keresahan tentu akan menyebabkan friksi atau gesekan di masyarakat.

“Kalau masih sebatas pendapat, menurutnya, masih bisa ditolerir, tetapi jika sudah merasa benar sendiri dan menyalahkan orang lain, pasti menimbulkan api dalam sekam,” ujar KH Mustofa Abdullah bin Nuh, Selasa (19/9) saat menemui KH Ma’ruf Amin di Gedung PBNU bersama Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto.

Terkait dengan tuntutan pembekuan masjid, pria yang akrab disapa Kiai Toto tersebut menjelaskan bahwa hal itu murni tuntutan masyarakat. Tidak ada dorongan siapapun termasuk MUI maupun PCNU Kota Bogor.
“Masyarakat sudah lama memendam kegelisahan soal ajaran kelompok di MIAH. Jika kenyataanya bangunan tersebut menimbulkan keresahan bisa saja digugurkan IMB-nya,” ujar Kiai Toto.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor Ifan Haryanto menerangkan, masyarakat yang mayoritas amaliyahnya Aswaja merasa resah dengan keberadaan kelompok di MIAH ini yang jelas-jelas menyebarkan ajaran kebencian terhadap sesama. 

Dia menerangkan, masyarakat sudah lama merasa resah dan gelisah dengan ajaran kebencian yang ditebarkan meraka. Makanya warga dengan jumlah 20.000 orang sempat menggelar aksi damai di Balaikota Bogor untuk menuntut dibekukannya IMB masjid tersebut.

“Wali Kota Bogor merespon baik tuntutan warga sehingga segera membekukan izin bangunan masjid,” terang pria lulusan Birmingham City Inggris ini.
Menurutnya, dorongan warga Kota Bogor dan warga NU merupakan sebuah penguat moral atau moral force karena sebenarnya Wali Kota mengeluarkan IMB juga karena ada tekanan dari berbagai pihak.

“Kami berharap Wali Kota semakin berani karena masyarakat jelas sudah dibuat resah dengan ajaran mereka,” tandas Insinyur Planologi ITB ini. (nu online|mnm).

Subscribe to receive free email updates: