Mahasiswa Diingatkan Tidak Jadi Intelektual Menara Gading


BRNews - Sering kali mahasiswa disebut sebagai kaum intelektual dan agen perubahan bangsa. Sebagai intelektual, mahasiswa harus membumi dan memahami  persoalan masyarakat, bukan di menara gading yang jauh dari realitas sosial.

Pesan ini disampaikan Kepala Seksi Kemahasiswaan Dit Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ruchman Basori  saat menjadi nara sumber International Student Conference Islamic Studies (ISCIS) Himpunan Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi (HIMADIKSI) IAIN Manado di Manado Sabtu 23 . September 2017
“Mahasiswa harus aktif berkontribusi dalam ikut menyelesaikan problem-problem kemasyarakatan, kebangsaan dan ke-Indonesiaan seperti kemiskinan, kebodohan, dan dekadensi moral,” tegas Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo ini.
Menurut Ruchman, di tengah keterbatasan yang dimiliki, mahasiswa penerima Bidikmisi harus mempunyai cita-cita yang tinggi, bermimpi besar untuk menjadi aktor-aktor perubahan masyarakat. “Kementerian Agama terus berusaha memberikan akses bagi anak-anak bangsa yang secara ekonomi berada dalam keterbatasan,” kata Mantan Aktivis ’98 ini.
Ruchman menilai para penerima Bidikmisi sebagai  mahasiswa yang beruntung karena mendapat beasiswa studi dari negara, di saat yang lain gagal kuliah bahkan tidak sempat mencicipi bangku kuliah. Karenanya, mahasiswa harus menjadikan kampus sebagai kawah candradimuka menempa diri agar mempunyai kedewasaan berpikir, bersikap, dan berprilaku.
“Kampus merupakan tempat yang tepat bagi tumbuhnya idealisme. Perjuangan, pengorbanan dan pengabdian adalah nilai yang harus senantiasa menancap pada sanubari mahasiswa Indonesia,” harapnya.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) Muh. Idris Tunru yang juga menjadi pembicara mengatakan, ekspektasi IAIN Manado adalah menjadi destinasi keilmuan pada aspek multikultural. “Tumbunya budaya keilmuan yang multikultural akan menjadikan lembaga pendidikan Islam dan keilmuan lain di IAIN sebagai distingsi dengan kampus lainnya,” kata Idris.



Seminar dengan tema: “Reposisi Pendidikan Islam Perguruan Tinggi di Era Revolusi Informasi” ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, yaotu: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Nurlaila Harun dan Dekan Faultas Syariah Suprijati Sarib.
Pada hari sebelumnya, hadir sejumlah nara sumber, di antaranya Prof. Dr. Afandi Saleh dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Prof. Rohizaini Yaaqub dari Universitas Sains Manusia, Prof. Dr. Thib Raya dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr.Ismail Suardi Wekke, Ph.D dari STAIN Sorong.
Kegiatan International Student Conference Islamic Studies HIMADIKSI diikuti oleh kurang lebih 200 orang. Diselenggarakan pada tanggal 21 - 23 September 2017 dengan menghadirkan HIMADIKSI PTKIN se-Indonesia dan mahasiswa Bidikmisi IAIN Manado.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Manado Evra Willya memberikan apresiasi  kepada mahasiswa Bidikmisi atas prakarsa penyelenggarakaan Seminar Internasional. Evra menerangkan total penerima beasiswa Bidikmisi IAIN Manado berjumlah 291 orang dengan perincian Tahun 2013: 31 orang, 2014: 20 orang, 2015: 40 orang, 2016:95 orang dan 2017: 94 orang. (kemenag|mnm).

Subscribe to receive free email updates: