Kemenag Surakarta Gelar Pembinaan Guru PAI Agar Hasilkan Siswa Berkarakter
Guru PAI se kota Surakarta mengikuti pembinaan yang diselenggarakan Kemenag Kota Surakarta. (foto kemenag). |
Dalam kesempatan tersebut Kasi PAKIS, Sunarno,
mengatakan pendidikan agama Islam di sekolah menjadi soko guru
keberhasilan tujuan pendidikan nasional. Keberhasilan pendidikan
nasional salah satunya bergantung pada PAI dikarenakan mayoritas rakyat
Indonesia beragama Islam.
“Guru PAI harus menghasilkan peserta didik yang bermartabat dan berakhlak mulia,” ujar Sunarno.
Menurutnya, guna menghasilkan peserta
didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional ini guru PAI harus
dapat mengimplementasikan 5 budaya kerja yang telah didengungkan
oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin sejak awal kepemimpinannya.
“Lima budaya kerja harus linier, seiring
sejalan dengan Guru Pendidikan Agama Islam, Integritas,
Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan,” tegas
Sunarno.
“Dengan semangat lima budaya kerja yang
menggelora sesuai dengan slogan Kemenag IKHLAS BERAMAL Guru PAI harus
hasilkan siswa berkarakter,” lanjut Sunarno.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa guru PAI
mempunyai peluang strategis dalam menjalankan fungsi pendidikan di
sekolah untuk merespon kehadiran Peratuturan Presiden Nomor 87/2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Pendidikan Agama sangat
kontributif dan perlu terus direvitalisasi dalam pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
“Nilai-nilai karakter dalam peraturan
Presiden itu, diantaranya religius, jujur, toleran, disiplin, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, bertanggung jawab yang
merupakan nilai yang dikembangkan oleh guru PAI,” paparnya.
PAI sangat relevan untuk
dikontekstualisasi agar agama benar-benar mampu merespon perubahan jaman
dan sekaligus membangun wawasan kebangsaan yang baik. Pendidikan Agama
tidak hanya diarahkan untuk menjadi anak yang saleh secara vertikal,
namun juga perlu didorong untuk menciptakan kesalehan sosial dan
perekat sosial dalam kesadaran berbangsa.
“Pendidikan Agama memainkan peran
sebagai perekat kohesi sosial dan penguat keharmonisan keragaman dalam
bingkai kebangsaan. Lebih-lebih di era digital yang demikian dahsyat
maka nilai-nilai agama harus relevan dan kontekstual dengan tantangan
itu,” pungkas Sunarno. (kemenag|mnm).